Ilustrasi emas. Foto: Unplash
Annisa Ayu Artanti • 27 November 2024 09:27
Jakarta:
Harga emas naik pada hari Selasa karena ancaman tarif perdagangan yang lebih tinggi oleh Presiden terpilih Donald Trump.
Hal itu mendorong permintaan safe haven, meskipun lonjakan dolar membatasi kenaikan logam utama.
Seperti diketahui, sebelumnya logam mulia ini mengalami penurunan tajam dari sesi sebelumnya setelah beberapa laporan menunjukkan bahwa gencatan senjata antara Israel dan Lebanon hampir tercapai, yang mengurangi permintaan safe haven.
Melansir Investing.com, Rabu, 27 November 2024, harga emas spot naik 0,2 persen menjadi USD2.629,72 per ons, sementara emas berjangka yang akan berakhir pada bulan Desember naik 0,4 persen menjadi USD2.654,14 per ons pada pukul 09.00 WIB (02.00 GMT).
Ilustrasi emas. Foto: Freepik
Ancaman tarif Trump menopang permintaan aset haven
Trump mengancam akan memberlakukan tarif impor 10 persen untuk China, dan 25 persen untuk Kanada dan Meksiko, dengan alasan bahwa tindakan tersebut untuk membendung dugaan masuknya imigran ilegal dan obat-obatan terlarang melalui negara-negara perbatasan AS.
Ancamannya meningkatkan kekhawatiran investor akan perang dagang global yang baru, terutama dengan RRT. Trump telah berkampanye dengan janji-janji untuk menerapkan langkah-langkah perdagangan yang ketat terhadap Beijing.
Tiongkok mengecam ancaman tersebut, dengan kemungkinan pembalasan dari Beijing yang juga mengurangi selera risiko.
Namun, kenaikan yang lebih besar pada emas tertahan karena dolar melonjak setelah pengumuman Trump. Greenback kembali mendekati level tertinggi dua tahun yang dicapai minggu lalu.
Logam mulia lainnya juga bervariasi, dengan platinum berjangka turun 0,9 persen menjadi USD936 per ons, sementara perak berjangka naik 1,1 persen menjadi USD31,005.
Di antara logam-logam industri, harga tembaga melemah karena prospek lebih banyak hambatan ekonomi untuk importir utama Tiongkok.
Patokan tembaga berjangka di London Metal Exchange turun 0,1 persen menjadi USD9.041,50 per ton, sementara tembaga berjangka yang akan berakhir pada bulan Maret turun 0,03 persen menjadi USD4,11575 per pon.