Kapal pelayaran. Foto: Unsplash.
Jakarta: Sebuah studi yang dilakukan oleh startup pelayaran otonom Orca AI menunjukkan industri pelayaran komersial global dapat mengurangi emisi karbonnya sebesar 47 juta ton per tahun dengan menerapkan kecerdasan buatan untuk navigasi laut.
"Dalam jangka pendek, hal ini dapat menyebabkan lebih sedikit awak kapal di anjungan, sementara mereka yang berada di anjungan akan mengalami pengurangan beban kerja dan lebih banyak perhatian untuk menangani tugas-tugas navigasi yang kompleks, mengoptimalkan perjalanan, serta mengurangi bahan bakar dan emisi,” ujar CEO Orca AI Yarden Gross dikutip dari
Channel News Asia, Selasa, 18 Juni 2024.
Emisi pengiriman karbon dioksida global diperkirakan mencapai 858 juta ton pada 2022, sedikit peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, menurut Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan. Rata-rata 2.976 insiden kelautan dilaporkan setiap tahunnya, menurut penelitian Orca AI.
"Pengurangan penyimpangan rute dapat membantu kapal menghemat 38,2 juta mil laut per tahun dari perjalanan mereka, menghemat rata-rata USD100 ribu biaya bahan bakar per kapal," menurut laporan Orca AI yangg menuturkan AI juga dapat mengurangi pertemuan jarak dekat sebesar 33 persen di perairan terbuka.
Mengurangi kebutuhan manuver
Organisasi Maritim Internasional mengurangi emisi sebesar 20 persen pada 2030, sebuah target yang terancam oleh krisis Laut Merah yang sedang berlangsung.
Penggunaan teknologi ini dapat mengurangi kebutuhan akan manuver dan penyimpangan rute dari pertemuan jarak dekat dengan target laut yang berisiko tinggi seperti kapal, pelampung, dan mamalia laut dengan memperingatkan awak kapal secara real-time, menurut laporan tersebut.
Perkapalan, yang menggerakkan sekitar 90 persen perdagangan global, menyumbang hampir tiga persen terhadap emisi karbon dioksida dunia. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat di tahun-tahun mendatang kecuali langkah-langkah pengendalian polusi yang lebih ketat diterapkan.