Setelah perang, warga Gaza kesulitan mengambil uang tunai dari Bank Palestina. (Anadolu Agency)
Gaza: Warga Palestina di Gaza menghadapi kesulitan besar memulai kembali kehidupan pascaperang. Mereka kekurangan makanan, air bersih, obat-obatan, dan uang tunai.
Pada Senin, 20 Oktober 2025, dua cabang Bank of Palestine kembali dibuka untuk pertama kalinya sejak lama, memicu antrean panjang warga yang berharap dapat mengambil gaji mereka. Namun, harapan itu sirna ketika pihak Bank Palestina mengumumkan tidak ada uang tunai tersedia.
Ahmad Abu Foul (38) dari Khan Yunis, yang mengungsi dari Gaza utara, mengaku kecewa saat mengantre di cabang Deir al-Balah.
“Saya datang dengan harapan bisa menarik gaji yang sudah lama tidak bisa saya akses, tetapi tidak ada uang,” ujarnya kepada AFP, Selasa, 21 Oktober 2025.
Nasib serupa dialami Taysir Abu Shabak. “Kami tidak bisa berbelanja di pasar, tidak bisa membuka rekening. Bagaimana kami akan makan dan bertahan hidup?”
Krisis Keuangan Gaza
Krisis ini bermula dua tahun lalu setelah serangan lintas batas Hamas memicu serangan balasan Israel. Sejumlah bank sempat beroperasi terbatas, namun berhenti total ketika gencatan senjata runtuh pada Maret lalu. Akibatnya, uang tunai dalam bentuk shekel Israel menjadi langka dan banyak rusak karena terus digunakan tanpa pasokan baru.
PBB menuduh Israel memperketat cengkeraman finansial dengan memblokir arus masuk mata uang baru.
Setelah gencatan senjata terbaru, dua cabang bank kembali beroperasi. Namun, menurut pejabat bank yang enggan disebutkan namanya, tidak ada likuiditas tersedia.
“Uang di Gaza sudah usang. Orang-orang hanya menggunakan sisa tunai sebelum perang dan aplikasi transfer antar teman karena tidak ada uang baru,” katanya.
Warga terpaksa memperbaiki lembaran uang yang robek agar tetap bisa bertransaksi.
Mahmud Nassar (40) mengaku sempat optimis saat bank dibuka kembali. “Saya begitu senang dan penuh harapan. Namun ternyata tidak ada uang. Kami kembali ke titik awal, terpaksa menarik uang melalui pedagang yang mengambil biaya tinggi.”
Nada Abu Amra berharap bisa menarik 100 shekel tanpa potongan, cukup untuk membeli makanan sehari-hari. (
Keysa Qanita)
Baca juga:
Trump Tegaskan Gencatan Senjata Gaza Tetap Berlaku Walau Israel Menyerang