Ilustrasi. Foto: Freepik.
Eko Nordiansyah • 4 November 2025 11:03
Jakarta: Harga emas (XAU/USD) memulai perdagangan dengan nada hati-hati pada Selasa, 4 November 2025, bergerak dalam kisaran sempit antara USD3.900 - USD4.050 per troy ounce. Saat laporan ini ditulis, logam mulia tersebut diperdagangkan di kisaran USD4.010, setelah sempat turun ke level terendah intraday di USD3.962.
Menurut analis dari Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, pergerakan emas hari ini cenderung terbebani oleh sentimen makroekonomi global, terutama ekspektasi pelaku pasar terhadap arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Kombinasi pola candlestick harian dan indikator Moving Average menunjukkan penguatan tekanan bearish pada XAU/USD.
“Selama harga belum mampu menembus area resistance terdekat di kisaran USD4.026, potensi pelemahan lanjutan masih cukup besar,” ujar Andy dalam risetnya.
Menurut dia, emas berpotensi melanjutkan penurunan menuju area support USD3.959, apabila tekanan jual tetap berlanjut. Namun, lanjut Andy, apabila terjadi koreksi teknikal akibat aksi ambil untung jangka pendek, rebound terbatas dapat mengangkat harga menuju area USD4.026 sebelum kembali menghadapi tekanan baru.
Dari sisi fundamental, penurunan harga emas pada sesi Asia hari ini juga dipengaruhi oleh melemahnya ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga The Fed lebih lanjut. Pernyataan bernada hawkish dari beberapa pejabat The Fed, termasuk Michelle Bowman yang dijadwalkan memberikan pidato hari ini, menekan minat terhadap aset non-yield seperti emas.
Meskipun The Fed telah memangkas suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini ke kisaran 3,75 sampai 4,00 persen, Ketua Jerome Powell menegaskan bahwa pemangkasan lebih lanjut “bukanlah sesuatu yang pasti”. Sikap berhati-hati ini mendorong penguatan Dolar AS dan menekan harga logam mulia.
 
.jpg)
(Ilustrasi. Foto: Freepik)
Namun demikian, data ekonomi AS terbaru menunjukkan tanda-tanda perlambatan, terutama di sektor manufaktur. Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur ISM turun menjadi 48,7 pada Oktober, lebih rendah dari ekspektasi 49,5. Angka di bawah 50 menandakan kontraksi aktivitas manufaktur.
“Ini dapat memicu kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi yang pada akhirnya memberi dukungan terhadap aset safe haven seperti emas. Pasar kini menantikan data ADP Nonfarm Employment pada Rabu malam, yang dapat menjadi petunjuk arah berikutnya kebijakan moneter AS,” kata dia.
Dari perspektif geopolitik dan perdagangan global, kabar positif datang dari kesepakatan awal antara AS dan Tiongkok. Gedung Putih mengumumkan bahwa Beijing akan melonggarkan pembatasan ekspor logam tanah jarang, sementara Washington akan menangguhkan beberapa tarif impor terhadap barang-barang Tiongkok.
Kesepakatan ini, yang dicapai setelah pertemuan Presiden Donald Trump dan Xi Jinping di KTT APEC Korea Selatan, sedikit meredakan ketegangan perdagangan dan meningkatkan stabilitas di pasar global. Namun, bagi emas, berkurangnya risiko geopolitik justru menekan permintaan terhadap aset safe haven tersebut.
Secara keseluruhan, Andy Nugraha memproyeksikan pergerakan harga emas hari ini masih dalam pola bearish terkendali. Selama harga belum mampu menembus di atas USD4.026, potensi koreksi ke bawah menuju USD3.959 masih terbuka lebar.
“Pelaku pasar disarankan untuk mencermati dinamika komentar pejabat The Fed serta perkembangan data ekonomi AS yang akan dirilis dalam beberapa hari ke depan,” ungkapnya.