Menelusuri Jejak Spiritual dan Sejarah Kompleks Raja-Raja Mataram di Imogiri

Kompleks pemakaman raja-raja Mataram di Imogiri, Bantul. Sumber: Kratonjogja.id

Menelusuri Jejak Spiritual dan Sejarah Kompleks Raja-Raja Mataram di Imogiri

Whisnu Mardiansyah • 3 November 2025 10:14

Yogyakarta: Di antara kabut tipis pagi hari, deretan anak tangga batu menuntun langkah para peziarah menuju puncak bukit Imogiri. Di sinilah, di perbukitan Bantul, Yogyakarta, berdiri kompleks pemakaman yang menjadi peristirahatan terakhir para raja besar dari Dinasti Mataram Islam.

Kompleks makam ini bukan sekadar tempat ziarah, melainkan saksi bisu perjalanan sejarah panjang Kerajaan Mataram Islam yang berakar dari abad ke-17. Di balik dinding batu dan gerbang kayu jati yang megah, tersimpan kisah tentang kekuasaan, perpecahan, dan warisan spiritual Jawa yang tak lekang waktu.

Sejarah Awal: Visi Spiritual Sultan Agung

Imogiri, yang berarti "gunung yang berkakutan", dibangun pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645). Raja terbesar Kerajaan Mataram Islam ini dikenal dengan ambisinya menyatukan tanah Jawa dan perlawanan keras terhadap VOC di Batavia.

Setelah melalui perjalanan semedi, Sultan Agung mendapat petunjuk membangun kompleks pemakaman di perbukitan Imogiri, sekitar 17 kilometer selatan Kota Yogyakarta. Tempat ini dipercaya sebagai lokasi suci yang menghubungkan dunia fana dan alam gaib.

Pembangunan dimulai sekitar tahun 1632, melibatkan arsitek dan abdi dalem kerajaan. Struktur makam dirancang dengan filosofi Jawa-Islam, menggabungkan konsep gunung sebagai lambang keagungan spiritual dan tata ruang yang menghadap kiblat.

"Sultan Agung wafat pada 1645 dan dimakamkan di puncak kompleks yang kini dikenal sebagai Kuncung Sultan Agung. Makamnya menjadi pusat ziarah utama dan simbol persatuan dua garis keturunan kerajaan," jelas KRT Joyo Sentono, abdi dalem Imogiri, Senin, 3 November 2025.


Ratusan anak tangga di kompleks pemakaman raja-raja Mataram di Imogiri, Bantul. Sumber: budaya.jogjaprov.go.id

Pembagian Kekuasaan dan Tempat Peristirahatan

Setelah wafatnya Sultan Agung, Kerajaan Mataram mengalami perpecahan akibat campur tangan kolonial Belanda. Perjanjian Giyanti tahun 1755 membagi kerajaan menjadi Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Meski terpecah politik, keduanya tetap menjadikan Imogiri sebagai tempat pemakaman resmi. Kompleks makam terbagi menjadi tiga bagian utama: Kuncung Sultan Agung, Kuncung Kasultanan Yogyakarta, dan Kuncung Kasunanan Surakarta.

Beberapa tokoh besar yang dimakamkan di sini antara lain Sultan Agung Hanyakrakusuma, Amangkurat I dan II dari Mataram, Pakubuwono II hingga XII dari Surakarta, serta Hamengkubuwono I hingga IX dari Yogyakarta.
 

Perjalanan Spiritual Menuju Puncak

Untuk mencapai area makam utama, pengunjung harus menaiki lebih dari 400 anak tangga batu. Tangga ini melambangkan perjalanan spiritual dari dunia bawah menuju tempat peristirahatan abadi di puncak.

Sesampainya di atas, pengunjung melewati tiga pintu gerbang besar (gapura paduraksa) yang merepresentasikan perjalanan ruh manusia: dari alam ngidul (dunia fana), alam tengah (dunia peralihan), hingga alam luhur (dunia abadi).

Berziarah ke Imogiri bukan sekadar kunjungan wisata. Ada tata krama dan aturan adat yang dijaga turun-temurun. Pengunjung diharapkan berpakaian sopan, menutup bahu dan lutut, serta menjaga sikap tenang.

Salah satu ritual terkenal adalah Upacara Nguras Enceh, yaitu pembersihan kendi peninggalan Sultan Agung. Upacara ini digelar setiap bulan Sura pada hari Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon.

"Air dari kendi dianggap memiliki nilai spiritual tinggi dan dipercaya membawa berkah. Ribuan orang datang untuk menyaksikan dan berebut air sisa pembersihan," ujar Mbah Karto, sesepuh setempat.

Akses dan Fasilitas

Kompleks Makam Raja-Raja Mataram terletak di Desa Girirejo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Dari Malioboro, perjalanan dapat ditempuh dalam 30-45 menit menggunakan mobil pribadi atau transportasi umum.

Fasilitas di sekitar cukup lengkap: area parkir luas, musala, kios bunga, dan warung makan yang menjual makanan tradisional. Kompleks dibuka untuk umum setiap Senin, Jumat, dan Minggu dengan jam kunjungan terbatas.

Kini, Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional. Pemeliharaan dilakukan secara rutin oleh abdi dalem kraton dan Dinas Kebudayaan Bantul, menjaga keseimbangan antara fungsi spiritual dan daya tarik wisata.

Di tengah sunyi bukit Imogiri, terukir kisah tentang kekuasaan yang fana, serta keabadian nama-nama besar yang pernah mengukir sejarah Nusantara. Setiap batu dan gapura di sini adalah monumen kehidupan dan kematian para raja Jawa, simbol kesinambungan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)