Ini Alasan Harga Emas Terus Menguat

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Ini Alasan Harga Emas Terus Menguat

Husen Miftahudin • 5 February 2025 11:05

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) kembali mencari arah setelah mencetak rekor tertinggi pada awal pekan ini. Ketidakpastian global meningkat setelah Tiongkok memberlakukan tarif balasan terhadap impor Amerika Serikat (AS) sebagai tanggapan atas kebijakan tarif yang diumumkan oleh Washington.

Pada perdagangan Selasa, Beijing mengenakan tarif 15 persen pada impor energi AS senilai kurang dari USD5 miliar, termasuk batu bara dan gas alam cair (LNG), serta bea 10 persen pada minyak dan peralatan pertanian AS. Selain itu, Tiongkok juga mengumumkan penyelidikan terhadap Google atas dugaan pelanggaran antimonopoli, yang semakin memperburuk sentimen pasar.

"Kombinasi candlestick dan indikator Moving Average saat ini menunjukkan tren bullish semakin mendominasi pergerakan harga emas. Diperkirakan XAU/USD masih berpotensi naik lebih tinggi hingga mencapai level USD2.875. Namun, jika terjadi reversal setelah kenaikan ini, harga emas dapat turun hingga USD2.813 sebagai target terdekatnya," ungkap analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha, dikutip dari analisis harian, Rabu, 5 Februari 2025.

Pada Rabu (5/2), XAU/USD terus melanjutkan kenaikannya dan mendekati level USD2.850 di tengah respons pasar terhadap kebijakan Tiongkok. Langkah Beijing yang dinilai sebagai respons 'terukur dan tepat' bertujuan untuk memberikan peringatan kepada AS tanpa merugikan kepentingannya sendiri dalam akses terhadap komoditas penting.

Tarif balasan ini sendiri dijadwalkan mulai berlaku pada 10 Februari, yang berpotensi memberikan ruang negosiasi lebih lanjut antara kedua negara.

Di sisi lain, ekspektasi terhadap kebijakan moneter AS turut mempengaruhi pergerakan emas. Data dari CME FedWatch Tool menunjukkan peluang The Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga tetap pada pertemuan 19 Maret mencapai 86,5 persen, sementara peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin hanya sebesar 13,5 persen.
 

Baca juga: Perang Tarif Bikin Harga Emas Kian Melejit


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Lowongan pekerjaan turun drastis


Data ketenagakerjaan AS terbaru menunjukkan jumlah lowongan pekerjaan turun drastis pada Desember, menjadi penurunan terbesar dalam 14 bulan terakhir. Meskipun demikian, tingkat perekrutan yang stabil dan rendahnya angka PHK menunjukkan pasar tenaga kerja masih cukup kuat.

"Hal ini menandakan The Fed kemungkinan akan menunda pemotongan suku bunga hingga setidaknya pertengahan 2025," papar Andy.

Menurut laporan JOLTS dari Departemen Tenaga Kerja AS, terdapat sekitar 1,1 lowongan pekerjaan untuk setiap orang yang menganggur pada Desember, turun dari 1,15 pada bulan sebelumnya. Lowongan pekerjaan turun sebesar 556 ribu menjadi 7,6 juta, penurunan terbesar sejak Oktober 2023.

Meskipun angka ini menunjukkan pelemahan di sektor tenaga kerja, namun tetap lebih tinggi dibandingkan rata-rata sebelum pandemi pada 2019. Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan tidak ada urgensi untuk segera mengubah kebijakan suku bunga saat ini.

"Dengan kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian, harga emas tetap menjadi aset safe haven yang menarik bagi investor. Tren bullish yang terus berlanjut memberikan peluang bagi XAU/USD untuk menguat lebih lanjut, terutama jika ketegangan perdagangan AS-Tiongkok semakin meningkat dan The Fed tetap mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi dalam beberapa bulan ke depan," jelas Andy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)