Willy Haryono • 4 February 2025 15:07
Manila: Pemerintah Filipina telah mengumumkan keadaan darurat ketahanan pangan untuk menurunkan harga beras di seantero negeri yang cenderung masih tinggi, lapor sejumlah media lokal pada Selasa, 4 Februari 2025.
Menurut lapora The Manila Times, Menteri Pertanian Filipina Francisco Tiu Laurel Jr. mengatakan bahwa deklarasi darurat ketahanan pangan akan membantu pemerintah melepaskan stok penyangga demi menstabilkan harga eceran.
“Deklarasi darurat ini memungkinkan kami untuk melepaskan stok penyangga beras yang dimiliki oleh Otoritas Pangan Nasional (NFA) untuk menstabilkan harga dan memastikan bahwa beras, makanan pokok bagi jutaan orang Filipina, tetap dapat diakses oleh konsumen," tutur Laurel Jr.
Filipina merupakan salah satu negara pengimpor beras terbesar di dunia. Namun tahun lalu, harga beras meningkat sekitar 20 persen.
Pihak berwenang mengumumkan keadaan darurat berdasarkan rekomendasi Dewan Koordinasi Harga Nasional Filipina atas pengamatannya terhadap kenaikan harga meski tarif impor beras telah dikurangi dari 35 persen menjadi 15 persen pada Juli tahun lalu.
Undang-Undang Tarif Beras membatasi NFA untuk menjual beras secara langsung kepada masyarakat, tetapi undang-undang tersebut memungkinkan menteri pertanian untuk mengumumkan keadaan darurat dan melepaskan stok penyangga.
Saat ini NFA memiliki sekitar 300.000 metrik ton stok penyangga, dan lembaga tersebut berencana untuk melepaskan setengahnya dalam enam bulan ke depan, menurut laporan tersebut.
Baca juga: Krisis Beras di Filipina Jadi Peringatan Buat Importir