Pinjaman Kopdes Merah Putih Berpotensi Gagal Bayar, Capai Lebih dari Rp85 Triliun!

Ilustrasi. Foto: dok MI/Atet Dwi.

Pinjaman Kopdes Merah Putih Berpotensi Gagal Bayar, Capai Lebih dari Rp85 Triliun!

M Ilham Ramadhan Avisena • 20 July 2025 14:30

Jakarta: Peneliti ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Dyah Ayu menuturkan, Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih menghadapi risiko ekonomi yang besar, yang berpotensi menambah beban pada sektor perbankan dan pemerintah desa.

Hasil analisis Celios mendapati adanya prakiraan risiko gagal bayar yang dapat mencapai Rp85,96 triliun selama enam tahun masa pinjaman. Hal itu, kata Dyah, akan membebani pemerintah desa sebagai penanggung jawab. Selain itu, opportunity cost yang ditanggung oleh sektor perbankan sangat signifikan, dengan angka mencapai Rp76,51 triliun.

"Biaya kesempatan ini menggambarkan kerugian besar yang ditanggung oleh perbankan karena lebih memilih untuk mendanai koperasi ini alih-alih menempatkan dana mereka pada investasi yang lebih menguntungkan," jelas Dyah dikutip dari keterangan pers, Minggu, 20 Juli 2025.
 

Baca juga: Bonus Demografi Bisa Jadi Malapetaka Kalau 19 Juta Lapangan Kerja Cuma 'Janji Doang'


(Ilustrasi, Kopdes/Kel Merah Putih. Foto: dok Istimewa)
 

PDB terancam turun Rp9,85 triliun


Dyah juga menuturkan, kebijakan tersebut berpotensi merugikan perekonomian nasional. Proyeksi Celios menunjukkan, kebijakan itu apat menyebabkan penurunan PDB sebesar Rp9,85 triliun dan pengurangan pendapatan masyarakat hingga Rp10,21 triliun. 

"Dampak negatif ini bahkan mencakup penurunan penyerapan tenaga kerja sebesar lebih dari 824 ribu orang, yang menunjukkan kebijakan ini berisiko menciptakan distorsi ekonomi yang lebih besar," imbuh Dyah. 

Koperasi Desa Merah Putih juga menghadapi tantangan besar di sektor Sumber Daya Manusia (SDM), yang berpotensi menghambat kinerja dan keberlanjutan program ini. 

"Banyak koperasi yang dikelola oleh pengurus dengan kapasitas manajerial yang terbatas, sehingga kesulitan dalam mengelola sumber daya dan menjalankan bisnis secara efisien," jelas Dyah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)