Insiden Air India Dorong Pemeriksaan Saklar Bahan Bakar Boeing secara Global

Pesawat Boeing 787 Air India saat mengudara. Foto: Aviacionline

Insiden Air India Dorong Pemeriksaan Saklar Bahan Bakar Boeing secara Global

Fajar Nugraha • 15 July 2025 20:10

Singapura: Maskapai-maskapai penerbangan di Asia, termasuk Singapore Airlines (SIA) dan anak usahanya Scoot, melakukan pemeriksaan terhadap saklar bahan bakar pesawat Boeing 787 menyusul laporan awal kecelakaan Air India bulan lalu.

SIA menyatakan pada Selasa, 15 Juli 2025 bahwa seluruh saklar bahan bakar pada pesawat Boeing 787 dalam armada mereka telah diperiksa dan berfungsi normal serta sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku.

“Sebagai langkah pencegahan, SIA dan Scoot telah menyelesaikan pemeriksaan terhadap saklar bahan bakar pesawat Boeing 787 kami,” ujar SIA, menegaskan bahwa keselamatan penumpang dan kru tetap menjadi prioritas utama.
 

Baca: AS Belum Temukan Alasan ‘Kandangkan’ Boeing 787 usai Kecelakaan Air India.


Mengutip dari Channel News Asia, Selasa, 15 Juli 2025, langkah ini dilakukan setelah laporan awal kecelakaan Air India mengungkap bahwa saklar bahan bakar pesawat Boeing 787 Dreamliner saat itu beralih dari posisi 'run' ke 'cutoff', menyebabkan mesin kehilangan suplai bahan bakar dan tak dapat mempertahankan ketinggian.

Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) juga mengonfirmasi bahwa pihaknya tengah bekerja sama dengan SIA dan Scoot untuk memeriksa semua pesawat aktif Boeing 737, 747-400F, dan 787 yang terdaftar di Singapura. Hingga saat ini, tidak ditemukan masalah pada hasil pemeriksaan tersebut.

Pemeriksaan serupa juga dilakukan oleh India, Korea Selatan, dan Jepang, meskipun pihak Boeing dan Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat menegaskan bahwa desain saklar bahan bakar tersebut tidak mengandung risiko keselamatan yang mengharuskan adanya Arahan Kelaikudaraan (Airworthiness Directive).

Beberapa maskapai lain, seperti Qantas Airways, ANA, dan JAL, menyatakan bahwa mereka telah mengikuti rekomendasi FAA sejak 2018 untuk secara rutin memeriksa sistem penguncian saklar bahan bakar.

Dalam memo internalnya, CEO Air India Campbell Wilson menyebut bahwa investigasi kecelakaan masih berjalan dan belum mencapai kesimpulan akhir, serta mengingatkan agar publik tidak terburu-buru menyimpulkan penyebab insiden.

Laporan awal menyertakan rekaman kokpit yang memperdengarkan satu pilot bertanya kepada rekannya, “Mengapa Anda mematikan mesin?” yang dibalas dengan kebingungan, “Saya tidak melakukannya.” Meskipun kedua saklar sempat kembali ke posisi “run” beberapa detik kemudian, waktu tersebut tidak cukup untuk mencegah pesawat kehilangan ketinggian secara drastis.

Seorang mantan eksekutif perawatan pesawat, Chow Kok Wah, menyatakan kepada CNA bahwa desain saklar tersebut mencegah perubahan posisi secara tidak sengaja, menimbulkan pertanyaan serius tentang bagaimana kejadian itu bisa terjadi.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)