Angka Stunting di Kupang Masih Tinggi, Kolaborasi Diperlukan Buat Mengatasinya

Workshop pencegahan stunting terintegrasi berbasis komunitas. Istimewa.

Angka Stunting di Kupang Masih Tinggi, Kolaborasi Diperlukan Buat Mengatasinya

Arga Sumantri • 27 February 2025 06:56

Kupang: Angka stunting di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih tergolong tinggi. Berdasarkan data aplikasi elektronik pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) Juni 2024, angka stunting di Kota Kupang mencapai 18,8 persen.

Data ini menunjukkan penanganan dan pencegahan stunting di Kupang harus digenjot lewat kolaborasi. Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo bekerja sama dengan pemerintah daerah, sektor swasta lainnya, LSM, dan masyarakat dalam upaya pencegahan serta penanganan stunting di Kupang.

"Kerja sama multipihak ini diharapkan memberikan dampak lebih luas dan berkelanjutan, sehingga prevalensi stunting di Kota Kupang dan secara umum di Provinsi NTT bisa turun signifikan," kata Group Head Sekretariat Perusahaan Pelindo Ardhy Wahyu Basuki dalam keterangannya, Kamis, 27 Februari 2025.

Pelindo ambil bagian di acara workshop bertajuk Pencegahan Stunting Terintegrasi Berbasis Komunitas di Kota Kupang Rabu, 26 Februari 2025. Kegiatan ini bertujuan mendapatkan gambaran umum mengenai isu dan permasalahan stunting di NTT.

"Sekaligus meningkatkan keterlibatan berbagai pihak dalam pencegahan dan penanganan stunting, serta mendorong kerja sama yang lebih luas untuk mendukung penurunan angka stunting di Kota Kupang," ungkapnya.
 

Baca juga: Pemerintah Intervensi Penanganan Stunting Lewat Program Genting

Kegiatan ini diikuti berbagai pemangku kepentingan, termasuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) NTT, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang, Dinas Kesehatan Kota Kupang, serta Dinas Ketahanan Pangan Kota Kupang.

Berdasarkan data e-PPGBM Juni 2024, angka stunting di Kota Kupang mencapai 18,8 persen atau 4.233 balita. Selain itu, 11,4 persen balita termasuk kategori wasting, sementara 22,3 persen lainnya masuk dalam kategori underweight. Tiga wilayah dengan prevalensi stunting tertinggi adalah Kecamatan Kelapa Lima, Maulafa, dan Kota Radja.

Ardhy menegaskan, sebagai BUMN jasa kepelabuhanan yang beroperasi di berbagai wilayah Indonesia, Pelindo memiliki tanggung jawab untuk memastikan keberadaannya memberikan dampak positif bagi masyarakat. Khususnya, dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.

"Melalui Program TJSL, kami mengemban amanat untuk berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup, termasuk pencegahan stunting melalui edukasi gizi, pemberian makanan tambahan bergizi, serta peningkatan akses layanan kesehatan bagi ibu dan anak," ujarnya.

Ia menjelaskan upaya pencegahan stunting di Kota Kupang mencakup berbagai langkah strategis. Antara lain peningkatan akses terhadap pangan bergizi dengan memperkuat ketahanan pangan lokal, edukasi mengenai pola makan sehat serta kesehatan ibu dan anak, peningkatan kualitas layanan kesehatan, serta penyuluhan sanitasi dan kesehatan lingkungan.

Dengan pendekatan yang komprehensif dan dukungan dari berbagai pihak, kata dia, diharapkan angka stunting di Kota Kupang terus menurun. Target penurunan stunting yang telah ditetapkan dalam Pemerintah Provinsi NTT, yaitu capai 12 persen hingga 10 persen dalam beberapa tahun ke depan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arga Sumantri)