Habis Rekening Dormant, Terbitlah Payment ID

Jakarta: Bank Indonesia (BI) akan meluncurkan sistem Payment ID pada 17 Agustus 2025 sebagai identitas tunggal berbasis NIK untuk mencatat seluruh transaksi digital di Indonesia. Kebijakan ini memicu pro dan kontra terkait privasi serta keamanan data.

Payment ID berfungsi untuk mengidentifikasi profil keuangan warga negara, termasuk pejabat, mengotentikasi transaksi, serta mengagregasi data transaksi secara rinci.

Sistem ini terintegrasi dengan NIK dan sistem perbankan, serta menjadi bagian dari implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025–2030.
 

Baca juga:  BI dan BEI Libur Cuti Bersama 18 Agustus 2025

(Ilustrasi. Foto: Freepik)

Keamanan dan respons masyarakat

Dikutip dari Primetime News Metro TV, Direktur Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Dudi Darmawan, menjelaskan keamanan data dijamin dengan penggunaan Infrastructure Exchange Application (IEA) yang mengaplikasikan protokol push-pull data terenkripsi.

Dudi menegaskan BI hanya memberikan data spesifik sesuai permintaan institusi berwenang, bukan akses penuh, dan mencakup pencatatan seluruh transaksi, termasuk antar-rekening di bank yang sama yang sebelumnya tidak terpantau.

Di lingkungan masyarakat, muncul kekhawatiran akan potensi pelanggaran privasi dan risiko peretasan data sensitif. Sementara itu, sebagian pihak ada yang mendukung kebijakan ini karena dinilai mempermudah pelacakan transaksi ilegal.

Uji coba perdana Payment ID akan dilaksanakan pada 17 Agustus 2025, bertepatan dengan HUT ke-80 RI. (Muhammad Adyatma Damardjati)