Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ilham Akbar Habibie. Foto: MI/Insi Nantika Jelita.
Insi Nantika Jelita • 5 July 2025 15:52
Jakarta: Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ilham Akbar Habibie mengingatkan Indonesia tengah menghadapi ancaman serius berupa tsunami barang impor. Dia menjelaskan tingginya tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah negara, terutama Tiongkok, telah memicu alih perdagangan global (trade diversion).
Barang-barang yang sebelumnya ditujukan ke pasar AS kini mencari tujuan ekspor alternatif, dan Indonesia menjadi salah satu sasaran utama. Akibatnya, pasar domestik mulai dibanjiri produk impor, terutama dari negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara.
"Kita harus kita siap-siap dengan adanya perang tarif membawa tsunami barang masuk ke Indonesia. Ini yang harus kita dibendung," ujar Ilham di sela acara Seminar Nasional Outlook Industrialisasi Indonesia di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Sabtu, 5 Juli 2025.
Dia menjelaskan ekspor Tiongkok ke Amerika Serikat sebelumnya mencapai sekitar 35 persen dari total ekspor mereka. Ketika pasar tersebut menyempit karena tarif, produk-produk itu kemudian mengalir deras ke negara-negara seperti Indonesia.
Menurut Ilham, selama ini Indonesia juga menghadapi ketergantungan berlebih terhadap barang impor yang membuat negara ini rentan terhadap guncangan eksternal seperti perang dagang. "Sebenarnya, limpahan produk impor sudah terjadi. Hal ini karena ketergantungan kita dengan hal-hal impor itu kadang berlebih," tudingnya.
Kepala Badan Riset dan Teknologi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) itu menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap fenomena limpahan barang impor. Jika tidak ditangani secara serius, ia menekankan gelombang impor ini berpotensi menimbulkan dampak merugikan. Salah satunya dapat melumpuhkan industri dalam negeri secara ekstrem, terutama di sektor tekstil.
"Sektor ini mengalami gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam jumlah besar. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin sektor industri lainnya akan mengalami tekanan serupa," ujarnya.
Baca juga: Pengusaha Sepatu Khawatir Ada Oknum Manfaatkan Celah Aturan Baru soal Impor |