Ilustrasi industri furnitur di Demak. Foto: Metrotvnews.com/Rhobi Shani.
Husen Miftahudin • 17 September 2025 20:31
Jakarta: Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) bertekad untuk terus memperkuat penguasaan dan daya saing industri furnitur lokal, baik untuk pasar domestik maupun internasional melalui ekspor. Hal itu dilakukan dengan menyelenggarakan pameran furnitur, desain interior, dan kriya International Furniture and Craft Fair Indonesia+ (IFFINA+) 2025.
"Sebagai asosiasi yang mayoritas anggotanya adalah UKM padat karya, ASMINDO bertekad mendorong peningkatan penguasaan pasar, baik ekspor maupun domestik. Kehadiran IFFINA + 2025 memiliki arti yang sangat strategis, bukan saja sekadar ajang pameran, tetapi sebagai motor penggerak ekosistem industri furnitur dan kerajinan nasional," kata Ketua Umum Asmindo Dedy Rochimat dalam gelaran IFFINA+ 2025, seperti dikutip dari siaran pers, Rabu, 17 September 2025.
Project Director IFFINA+ Etty Anggraeni mengatakan, IFFINA+ 2025 juga menegaskan komitmen para pelaku industri furnitur terhadap keberlanjutan. Melalui program dan kurasi khusus, ajang ini mempromosikan praktik berkelanjutan dan inovasi untuk memastikan ketahanan serta relevansi industri furnitur Indonesia di lanskap global yang terus berkembang.
Dengan rekam jejak 12 ribu pengunjung dari 41 negara pada edisi sebelumnya, IFFINA+ 2025 diharapkan mencatat capaian lebih besar. Penyelenggara menargetkan jangkauan audiens lebih luas, mulai dari profesional industri, retailer dan wholesaler furnitur, pemerintah, hingga mahasiswa dan pemilik rumah.
"IFFINA+ bukan sekadar pameran furnitur atau kriya, melainkan wadah di mana budaya, kreativitas, dan industri bersatu. Pada 2025 ini kami ingin menghadirkan pengalaman yang lebih dekat dengan publik, lebih kolaboratif, sekaligus mengukuhkan jejak Indonesia dalam lanskap desain global," tegas Etty.
Dukungan pemerintah
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, pemerintah akan terus mendukung upaya penguatan daya saing industri furnitur nasional yang berpotensi besar di pasar internasional.
"Saya selalu bilang industri ini adalah industri yang berbasis sumber daya dari dalam negeri. Dan kita punya kayu-kayu unik karena negara tropical. Tentu negara lain yang subtropical agak sulit harusnya bertanding dengan kita," kata dia.
"Industri ini di kuartal kedua kemarin tumbuhnya lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi. Tentu industri furnitur ini harusnya menjadi industri andalan berbahan baku lokal, punya daya beli masyarakat lokal yang juga kuat," jelas Airlangga menambahkan.
Menurut Menko Airlangga, furnitur merupakan industri padat karya yang tidak hanya menyerap banyak tenaga kerja, tetapi juga mampu memberikan nilai tambah tinggi. Produk furnitur Indonesia bukan sekadar komoditas, melainkan produk yang merepresentasikan karya seni dan kreativitas bangsa.
Guna memperluas akses pasar, pemerintah terus memperkuat kerja sama ekonomi internasional. Pada akhir September nanti, Indonesia akan menandatangani Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa. Kesepakatan tersebut akan membuka akses hingga 80 persen produk Indonesia, termasuk furnitur, ke pasar Eropa dengan tarif nol persen.
Dari sisi dukungan domestik, pemerintah meluncurkan berbagai kebijakan untuk memperkuat
daya saing industri furnitur. Salah satunya melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) padat karya, dengan subsidi bunga sebesar lima persen untuk pembiayaan investasi hingga tujuh sampai 10 tahun. Skema ini ditujukan agar pelaku usaha, terutama UKM, dapat melakukan restrukturisasi mesin dan meningkatkan kapasitas produksi.
"Jadi dengan perbaikan daripada permesinan, dengan bahan baku yang ada di dalam negeri, saya meyakini bahwa industri ini punya daya saing yang kuat dan pasarnya terbuka lebar," tutur Airlangga.
(Ketua Umum Asmindo Dedy Rochimat bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara pembukaan IFFINA+ 2025. Foto: dok Istimewa)
IFFINA+ 2025
Pameran IFFINA+ 2025 diselenggarakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang. Pameran furnitur, desain interior, dan kriya ini digelar selama empat hari yakni pada 17-20 September 2025.
Pameran ini diselenggarakan oleh Asmindo bekerja sama dengan PT Mahala Imaji Kreasi. IFFINA+ 2025 tampil dengan konsep visioner bertajuk 'Story of Origin' yang membawa misi menjadikan Indonesia sebagai pusat tren kultur, desain, furnitur, dan kerajinan dunia.
Tahun ini, lebih dari 150 brand lokal dan internasional, 25 desainer, 25 komunitas, serta 30 institusi turut serta, memperkuat IFFINA+ sebagai platform showcase yang menyatukan tradisi, kreativitas, dan inovasi lintas sektor.
Kolaborasi dengan JKTGo menjadi salah satu pembeda utama IFFINA+ 2025. Melalui Homeliving Festival, pengunjung dapat menemukan berbagai produk rumah tangga, dekorasi, hingga aksesori kreatif dari brand-brand lokal terkurasi yang populer di kalangan urban lifestyle.
IFFINA+ 2025 terbuka untuk publik dan gratis untuk dikunjungi. Selain berjejaring, pengunjung juga dapat menikmati demo kerajinan, diskusi inspiratif, mencicipi kuliner khas di F&B Market, hingga membawa pulang karya homeliving pilihan dari desainer muda Indonesia.