Indonesia-Tiongkok Dorong Kolaborasi Teknologi Penyimpanan Energi

EESA Summit Indonesia 2025 di Hotel Sari Pacific, Jakarta. Foto: Metrotvnews.com/Husen.

Indonesia-Tiongkok Dorong Kolaborasi Teknologi Penyimpanan Energi

Husen Miftahudin • 29 April 2025 19:13

Jakarta: Indonesia dan Tiongkok terus mendorong kolaborasi dalam mempercepat pengembangan energi bersih dan teknologi penyimpanan energi. Hal ini dilakukan dengan menggelar EESA Summit Indonesia 2025, diselenggarakan Seven Event dan mendapat dukungan penuh dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"EESA Summit Indonesia 2025 menjadi momentum penting untuk mempertemukan pemangku kepentingan dari dua negara yaitu Tiongkok dan Indonesia dalam mendukung agenda transisi energi. Kami percaya, kerja sama lintas negara seperti ini akan mempercepat adopsi teknologi baru dan memperkuat ekosistem energi bersih di Indonesia," kata CEO Seven Event Andy Wismarsyah pada acara EESA Summit Indonesia 2025 di Hotel Sari Pacific, Jakarta, Selasa, 29 April 2025.

Andy menekankan, EESA Summit Indonesia 2025 menjadi langkah strategis dalam mempercepat pengembangan energi bersih dan teknologi penyimpanan energi. Sebagai platform strategis dalam sektor penyimpanan energi, EESA Summit Indonesia 2025 menghadirkan tokoh-tokoh penting di sektor energi nasional yang akan berbagi wawasan terkait pengembangan energi terbarukan dan teknologi penyimpanan energi.

Sekjen EESA Rene Duan menyampaikan, Indonesia saat ini menjadi salah satu negara paling menarik di dunia dalam hal pengembangan energi bersih dan telah menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pengembangan energi terbarukan.

"Melalui EESA Summit, kami ingin menjadi jembatan bagi kolaborasi yang lebih erat antara pelaku industri di Tiongkok  dan Indonesia, guna mewujudkan sistem energi masa depan yang berkelanjutan dan saling menguntungkan," jelas Rene.

Sementara itu, Direktur Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengaku, pemerintah terus mendorong pengembangan energi terbarukan melalui pengembangan kebijakan, regulasi, standar nasional, pembinaan dan pengawasan, serta fasilitator.

"Kami juga sangat menyambut baik kolaborasi dengan Tiongkok di masa depan untuk mendukung penyimpanan energi di Indonesia karena kami memahami Tiongkok sudah maju dalam sistem penyimpanan energi," sebut dia.
 

Baca juga: Pimpin Inisiatif Energi Bersih ASEAN, Pertamina Targetkan Transisi Berkelanjutan


(Ilustrasi. Foto: Koaksi Indonesia)
 

Peran penting penyimpanan energi dalam penetrasi EBT


Di sisi lain, Wakil Ketua Pengembangan Teknologi Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Zainal Arifin menyoroti pentingnya penyimpanan energi dalam perencanaan jaringan untuk masa depan berkelanjutan.

"Sumber energi terbarukan utama seperti tenaga surya dan angin memiliki sifat intermiten yang menjadi tantangan signifikan dalam integrasinya ke dalam jaringan listrik. Sistem penyimpanan energi (ESS) memegang peranan krusial dalam memungkinkan penetrasi energi terbarukan yang lebih tinggi," terangnya.

Wakil Ketua Bidang Riset dan Teknologi Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) I Made Aditya berharap EESA Summit menjadi platform kolaborasi antarperusahaan di Indonesia dan Tiongkok. "Saya berharap banyak perusahaan di Indonesia, terutama di sektor energi terbarukan, melakukan banyak kolaborasi dan kemitraan dengan perusahaan yang hadir dari EESA China," tutur Aditya.

Para pembicara yang hadir menggarisbawahi satu hal yang sama, yaitu pentingnya kegunaan Energy Storage System dalam mendukung energi terbarukan dan konservasi energi. Melalui penyelenggaraan EESA Summit Indonesia 2025, diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi Indonesia untuk menghadapi era kelistrikan yang lebih bersih, berkelanjutan, dan berbasis teknologi terbaru.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)