Menperin Tak Khawatir dengan Mundurnya LG dari Proyek Kendaraan Listrik di Indonesia

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Foto: Dok Kemenperin

Menperin Tak Khawatir dengan Mundurnya LG dari Proyek Kendaraan Listrik di Indonesia

Eko Nordiansyah • 24 April 2025 10:50

Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) konsisten mendukung percepatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, termasuk dalam mendorong produksi baterai kendaraan listrik. Seiring dengan dilaksanakannya program percepatan ini, kendaraan listrik di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia tumbuh dengan kapasitas yang jauh melampaui perkembangan pasar. Pada 2024, total kendaraan listrik di Indonesia mencapai 207 ribu unit atau meningkat sebesar 78 persen dibanding 116 ribu unit di 2023.

“Hal ini juga didorong dari berbagai kebijakan strategis dari pemerintah, termasuk memberikan kepastian dan kemudahan usaha, penyusunan roadmap, serta  pengoptimalan tingkat komponen dalam negeri (TKDN),” kata dia dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis, 24 April 2025.

Kemenperin menargetkan, industri otomotif di dalam negeri dapat memproduksi 9 juta unit sepeda motor listrik roda dua dan tiga serta 600 ribu unit mobil dan bus listrik pada 2030. Target tersebut dapat berkontribusi terhadap pengurangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 21,65 juta barel atau setara pengurangan emisi CO2 sebanyak 7,9 juta ton secara total.

Saat ini sudah ada 63 perusahaan yang memproduksi sepeda motor listrik dengan kapasitas produksi sebanyak 2,28 juta unit per tahun dan total investasi Rp1,13 triliun di Indonesia. Kemudian, sembilan perusahaan yang memproduksi mobil listrik sebanyak 70.060 unit per tahun dan investasi Rp4,12 triliun, serta tujuh perusahaan memproduksi 3.100 unit bus listrik per tahun dan total investasi sebesar Rp0,38 triliun. 

“Jadi, keseluruhan investasi tersebut sebesar Rp5,63 triliun. Investasi ini yang perlu kita jaga, karena membawa multiplier effect bagi perekonomian kita, termasuk pada peningkatan jumlah tenaga kerja di Indonesia,” ungkapnya.
 

Baca juga: 


(Ilustrasi kendaraan listrik. Foto: Dok Metrotvnews.com)

Mundurnya LG tak perlu dikhawatirkan

Oleh karena itu, mundurnya LG Energy Solution dari investasi proyek kendaraan listrik (EV) di Indonesia, tidak perlu dikhawatirkan karena akan digantikan dengan mitra investasi baru dari perusahaan Tiongkok, yakni Huayou. Perusahaan ini bergerak dalam kegiatan penelitian, pengembangan, dan manufaktur material baterai lithium-ion energi serta material kobalt.

“Dalam sebuah konsorsium bisnis atau proyek skala besar, pergantian investor merupakan hal yang lazim terjadi. Ini tidak mengganggu dari target program pengembangan EV di Indonesia. Akselerasi pengembangan untuk ekosistem kendaraan listrik di Indonesia tetap berjalan sesuai perencanaan dan targetnya, apalagi sudah ada yang berproduksi,” tutur Agus.

Saat ini, sudah ada dua perusahaan yang memproduksi baterai untuk motor listrik, yaitu PT Industri Ion Energisindo yang memiliki kapasitas produksi sebanyak 10.000 pcs baterai per tahun dan investasi sebesar Rp18 miliar, serta PT Energi Selalu Baru yang memiliki kapasitas produksi sebanyak 12.000 pcs baterai per tahun dan investasi sebesar Rp15 miliar.

Sementara itu, terdapat dua industri baterai sel untuk mobil listrik, yaitu PT HLI Green Power, yang merupakan konsorsium antara Hyundai Grup dan LG sebagai produsen sel baterai, dengan kapasitas tahap pertama sebanyak 10 GWh dengan total nilai investasi mencapai USD1,1 miliar. 

Industri sel baterai ini akan memasok 150.000 hingga 170.000 unit kendaraan bermotor listrik melalui PT Hyundai Energy Indonesia selaku industri baterai pack yang memiliki kapasitas produksi mencapai 120 ribu pack baterai kendaraan bermotor listrik dengan total investasi sebesar Rp674 miliar.

Kedua, PT International Chemical Industry yang memiliki kapasitas produksi mencapai 100 MWh per tahun (setara dengan 9 juta sel), dengan target total kapasitas produksi sebesar 256 MWh per tahun (setara dengan 25 juta sel). Serta PT Gotion Green Energy Solutions Indonesia yang memiliki total nilai investasi lebih dari USD8,7 juta dengan kapasitas produksi sebesar 17.952 unit per tahun.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)