Pejabat Militer Thailand dan Kamboja Bertemu, Ketegangan di Perbatasan Surut

Letjen Wanthai Suvari, Juru Bicara Pasukan Thailand. (MGR Online)

Pejabat Militer Thailand dan Kamboja Bertemu, Ketegangan di Perbatasan Surut

Riza Aslam Khaeron • 29 July 2025 13:22

Bangkok: Ketegangan bersenjata antara Thailand dan Kamboja yang telah berlangsung selama lima hari mulai mereda setelah pertemuan antara pejabat tinggi militer kedua negara digelar pada Selasa, 29 Juli 2025. Melansir CNA dan MGR Online, pertemuan berlangsung di kawasan perbatasan Chanthaburi dan Trat, daerah yang sebelumnya menjadi titik bentrokan terparah.

Menurut juru bicara Angkatan Darat Thailand, LetjenWanthai Suvari, pertemuan antara Panglima Komando Wilayah Militer ke-2 Thailand, Letjen Boonsin Padklang, dengan Wakil Panglima Komando Wilayah ke-4 Kamboja menghasilkan enam poin kesepakatan:

  1. Larangan menembak terhadap warga sipil di kedua pihak.
  2. Tidak mengirim bala bantuan atau menambah jumlah pasukan ke wilayah konflik.
  3. Tidak melakukan pergerakan pasukan dari posisi yang telah ditentukan.
  4. Fasilitasi bersama evakuasi korban luka maupun tewas dari zona konflik.
  5. Pembentukan tim koordinasi bilateral beranggotakan empat perwira dari masing-masing negara.
  6. Pertemuan lanjutan yang dijadwalkan berdasarkan hasil sidang Komite Perbatasan Umum (GBC) pada 4 Agustus 2025 di Phnom Penh, Kamboja.
Pertemuan tersebut digelar di wilayah perbatasan Choam Sa-Ngam, Kabupaten Kap Choeng, Provinsi Surin.
  
Sebelumnya, Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai dan PM Kamboja Hun Manet telah bertemu di Putrajaya, Malaysia, dan menyepakati gencatan senjata.

Meskipun demikian, pada pagi harinya, militer Thailand menuduh pasukan Kamboja melanggar gencatan senjata di lima titik berbeda. Tuduhan ini dibantah oleh Kementerian Pertahanan Kamboja, yang menegaskan bahwa pihaknya mematuhi kesepakatan dan tidak melakukan serangan apapun.

Menteri Pertahanan Kamboja, Tea Seiha, juga mengumumkan bahwa pihaknya akan membawa para diplomat dan atase militer asing ke perbatasan untuk menunjukkan bahwa tidak ada pelanggaran dari pihak mereka.

Pertemuan lanjutan antara pemimpin militer dari kedua negara dijadwalkan berlangsung pada 4 Agustus 2025 di Phnom Penh, Kamboja, sebagai bagian dari forum Komite Perbatasan Umum (GBC).
 
Baca Juga:
Gencatan Senjata Thailand-Kamboja Mulai Berlaku, Panglima Militer Dijadwalkan Bertemu

Sementara itu, suasana di beberapa wilayah perbatasan yang sebelumnya lumpuh mulai kembali normal. Di distrik Kantharalak, Provinsi Sisaket, Thailand, aktivitas warga dan lalu lintas mulai pulih. Di pihak Kamboja, warga yang mengungsi dari Oddar Meanchey mulai kembali ke rumah mereka.

"Saya sangat senang gencatan senjata terjadi," ujar Chaiya Phumjaroen, seorang warga lokal yang membuka kembali tokonya setelah mendengar berita damai melalui siaran televisi.

 "Kalau mereka terus bertempur, kami tidak punya kesempatan untuk mencari nafkah," tambahnya.

Pertemuan antara pejabat militer ini dinilai sebagai titik balik penting dalam upaya meredakan konflik dan mencegah eskalasi lebih lanjut, khususnya menjelang pertemuan diplomatik yang lebih luas pekan depan. Pihak Thailand juga menekankan perlunya pembentukan saluran komunikasi darurat dan mekanisme evaluasi harian di zona perbatasan agar potensi kesalahpahaman bisa dicegah secepat mungkin.

Dengan suasana yang mulai kondusif, banyak pihak berharap bahwa gencatan senjata ini akan berlangsung lebih lama dan menjadi dasar rekonsiliasi politik yang lebih permanen antara Thailand dan Kamboja.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)