Hamas Tak Akan Tanggapi Usulan Israel untuk Gencatan Senjata Gaza

Hamas memutuskan untuk tidak menanggapi usulan Israel terkait gencatan senjata. Foto: Anadolu

Hamas Tak Akan Tanggapi Usulan Israel untuk Gencatan Senjata Gaza

Fajar Nugraha • 3 April 2025 11:02

Kairo: Hamas memutuskan untuk tidak menanggapi atau terlibat dengan usulan Israel untuk gencatan senjata di Gaza. Hamas menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen pada rencana mediator sebagai gantinya.

Pada 29 Maret, Israel mengatakan bahwa pihaknya menyampaikan usulan kepada mediator dengan koordinasi penuh dengan Amerika Serikat (AS), setelah Hamas menyetujui usulan yang diterimanya dari mediator Mesir dan Qatar.

“Salinan menunjukkan usulan mediator tersebut merupakan bagian dari perjanjian gencatan senjata pada 17 Januari dan akan memperpanjang gencatan senjata selama 50 hari lagi,” sebut laporan yang disampaikan Channel News Asia, Kamis 3 April 2025.

Perundingan untuk fase gencatan senjata kedua harus berakhir sebelum periode 50 hari berakhir, sesuai dengan salinan tersebut.

Usulan tersebut mencakup pembebasan Edan Alexander, penduduk asli New Jersey, seorang prajurit berusia 21 tahun di tentara Israel, pada hari pertama setelah gencatan senjata diumumkan.

Hamas juga akan membebaskan empat sandera Israel, dengan satu sandera dibebaskan setiap 10 hari sebagai imbalan atas pembebasan 250 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel dan pembebasan 2.000 dari mereka yang ditahan setelah serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel.

Proposal tersebut juga mencakup penghentian operasi militer Israel, pembukaan jalur penyeberangan untuk memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan, dan pembukaan kembali Koridor Netzarim untuk memungkinkan masuknya mobil dari selatan ke utara dan sebaliknya.

Militer Israel mengatakan pada 19 Maret bahwa pasukannya memperluas kembali kendali mereka ke pusat Koridor Netzarim, yang membelah Jalur Gaza.

Fase pertama gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 19 Januari setelah 15 bulan perang dan melibatkan penghentian pertempuran, pembebasan beberapa sandera Israel yang ditahan oleh Hamas, dan pembebasan beberapa tahanan Palestina.

Namun, Israel mengatakan pada 19 Maret bahwa pasukannya melanjutkan operasi darat di Jalur Gaza bagian tengah dan selatan. Israel juga mengumumkan perluasan besar operasi militer di Gaza pada Rabu, dengan mengatakan sebagian besar wilayah kantong itu akan direbut dan ditambahkan ke zona keamanannya, disertai dengan evakuasi penduduk dalam skala besar.

Fase kedua dari kesepakatan tiga fase dimaksudkan untuk fokus pada kesepakatan tentang pembebasan sandera yang tersisa dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.

Hamas mengatakan, setiap proposal harus memungkinkan peluncuran fase kedua, sementara Israel telah menawarkan untuk memperpanjang fase pertama selama 42 hari.

Lebih dari 50.000 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel di Gaza, kata pejabat Palestina.

Israel memulai serangannya setelah ribuan pria bersenjata pimpinan Hamas menyerang komunitas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menculik 251 orang sebagai sandera, menurut penghitungan Israel.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)