Dunia akan Punya 5 Triliuner dalam Beberapa Dekade Mendatang

Jakarta: Perkiraan terbaru menunjukkan dalam beberapa dekade mendatang, akan ada lima orang terkaya yang meraih status triliuner di dunia. Hal ini disebabkan oleh percepatan pertumbuhan kekayaan di kalangan individu terkaya, yang jauh lebih cepat dibandingkan proyeksi sebelumnya.

Melansir Vnexpress, laporan terkini mengenai ketimpangan yang dikeluarkan oleh Oxfam mengungkapkan akumulasi kekayaan yang terus meningkat ini terjadi akibat penguasaan yang terpusat. Miliarder semakin mendominasi sektor industri dan kancah publik.
 

Lima Orang Terkaya di Dunia

Berdasarkan informasi per 21 Januari 2025, berikut adalah daftar individu yang memiliki kekayaan terbesar di seluruh dunia: 

1. Elon Musk (Pemimpin Tesla). Kekayaan bersih sebesar USD449 miliar.
2. Jeff Bezos (Pencipta Amazon).
3. Mark Zuckerberg (Pemimpin Meta).
4. Larry Ellison (Pencipta Oracle).
5. Bernard Arnault (Ketua LVMH).

Baca juga: Thailand Dominasi Daftar Keluarga Terkaya di Asia Tenggara, Ada Indonesia?

Jeff Bezos. Foto: dok Forbes

Pertumbuhan Kekayaan yang Pesat

Dalam laporannya, Oxfam mencatat kekayaan miliarder meningkat sebesar USD2 triliun hanya pada 2024, yang berarti sekitar USD5,7 miliar per hari. Pertumbuhan ini adalah tiga kali lipat lebih cepat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di sisi lain, jumlah individu yang hidup dalam kemiskinan hampir tidak mengalami perubahan sejak 1990, berdasarkan data yang disajikan oleh Bank Dunia.

Amitabh Behar, yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif Oxfam International, menekankan kendali ekonomi global oleh segelintir orang telah mencapai tingkatan yang tak terbayangkan sebelumnya. Kegagalan untuk mengatur akumulasi aset miliarder justru mempercepat kemunculan individu-individu yang berpotensi menjadi triliuner.

Oxfam mendorong pemerintah untuk mengambil inisiatif yang bertujuan mengurangi ketidaksetaraan, seperti memastikan porsi pendapatan 10 persen teratas tidak melebihi 40 persen dari 40 persen terbawah. Selain itu, mereka juga menyerukan penerapan sistem perpajakan global yang adil di bawah naungan PBB, termasuk pembatalan wilayah yang menawarkan pajak rendah.

Prediksi mengenai kemunculan lima triliuner dalam dekade mendatang mencerminkan semakin besar ketimpangan ekonomi. Tanpa adanya perubahan kebijakan yang signifikan, kesenjangan ini berpotensi menciptakan konsekuensi sosial dan ekonomi yang lebih besar di masa depan. (Avifa Aulya Utami Dinata)