Eskalasi Baru, Israel Hantam Lebanon Selatan Mengincar Hizbullah

Israel masih tetap melakukan serangan ke wilayah Lebanon. Foto: Anadolu

Eskalasi Baru, Israel Hantam Lebanon Selatan Mengincar Hizbullah

Fajar Nugraha • 20 November 2025 05:27

Beirut: Militer Israel meningkatkan serangan udara di Lebanon selatan pada Rabu 19 November 2025, menewaskan setidaknya satu orang saat melancarkan kampanye serangan hampir setiap hari yang diklaim dirancang untuk menghalangi kebangkitan Hizbullah di wilayah perbatasan.

Israel menuduh Hizbullah mencoba mempersenjatai kembali sejak gencatan senjata yang didukung AS dalam perangnya dengan Hizbullah tahun lalu. Kelompok itu mengatakan, telah mematuhi persyaratan untuk mengakhiri kehadiran militernya di wilayah perbatasan dekat Israel, dan untuk penempatan tentara Lebanon di sana.

"Penduduk mengungsi setelah Israel mengeluarkan peringatan di media sosial yang mengidentifikasi bangunan-bangunan yang akan diserang di empat desa di selatan, dengan mengatakan bahwa Israel menyerang infrastruktur militer Hizbullah," sebut pihak berwenang Lebanon, seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis 20 November 2025.

Serangan terhadap desa-desa tersebut - Deir Kifa, Chehour, Aainata, dan Tayr Filsay - mengirimkan gumpalan asap tebal ke udara.

Sebelumnya pada hari itu, satu orang tewas dalam serangan Israel di desa selatan Al-Tiri, kata Kementerian Kesehatan Lebanon. Militer Israel mengatakan telah menewaskan seorang anggota Hizbullah yang sedang berupaya "memulihkan kesiapan Hizbullah di daerah tersebut".

Serangan mematikan di pengungsian

Pada Selasa, Israel melancarkan salah satu serangan paling mematikan di Lebanon sejak perang tahun lalu dengan Hizbullah, menewaskan 13 orang di sebuah kamp pengungsi Palestina di dekat kota selatan Sidon, kata Kementerian Kesehatan Lebanon.

Militer Israel mengatakan bahwa mereka menyerang sebuah kompleks di kamp pengungsi Ain al-Hilweh yang digunakan oleh kelompok pejuang Palestina, Hamas untuk melakukan serangan terhadap Israel. Hamas mengatakan klaim Israel itu "palsu", dan bahwa tidak ada fasilitas militer di kamp-kamp pengungsi.

Seorang pejabat Hamas mengatakan bahwa tidak ada anggota kelompok itu yang termasuk di antara korban tewas.

Berdasarkan ketentuan gencatan senjata yang ditengahi oleh AS dan Prancis, angkatan bersenjata Lebanon harus menyita "semua senjata ilegal", dimulai dari wilayah selatan Sungai Litani—zona terdekat dengan Israel.

Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem mengatakan, perjanjian tersebut hanya berlaku untuk wilayah selatan Litani, bukan seluruh Lebanon.

Lebanon menyatakan Israel telah melanggar perjanjian tersebut dengan terus menduduki posisi-posisi di selatan Lebanon.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)