Gempa di Afghanistan Timur Tewaskan 812 Orang, Taliban Minta Bantuan Internasional

Kelompok Taliban mulai berkuasa kembali di Afghanistan pada Agustus 2021. (Anadolu Agency)

Gempa di Afghanistan Timur Tewaskan 812 Orang, Taliban Minta Bantuan Internasional

Willy Haryono • 2 September 2025 07:14

Kabul: Salah satu gempa bumi terburuk di Afghanistan telah menewaskan lebih dari 800 orang dan melukai sekitar 2.800 lainnya, menurut otoritas setempat pada Senin, 1 September.

Melansir dari The New Daily, Selasa, 2 September 2025, tim penyelamat gabungan Afghanistan kesulitan mencapai daerah-daerah terpencil karena medan pegunungan yang berat dan cuaca buruk.

Bencana ini semakin menekan sumber daya pemerintahan Taliban di Afghanistan, yang sudah bergulat dengan berbagai krisis, mulai dari anjloknya bantuan asing hingga deportasi ratusan ribu warga dari beberapa negara tetangga.

Sharafat Zaman, juru bicara Kementerian Kesehatan di Kabul, menyerukan bantuan internasional untuk menangani kehancuran akibat gempa bermagnitudo 6 yang terjadi pada Minggu tengah malam waktu setempat di kedalaman 10 kilometer.

“Kami membutuhkannya karena banyak orang kehilangan nyawa dan rumah,” kata Zaman kepada kantor berita Reuters.

Juru bicara pemerintahan Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan 812 orang tewas di provinsi timur Kunar dan Nangarhar.

Ziaul Haq Mohammadi, seorang mahasiswa di Universitas Al-Falah, Jalalabad, mengaku sedang belajar di rumahnya saat gempa mengguncang. Ia mencoba berdiri tetapi langsung terjatuh karena dahsyatnya guncangan.

“Kami menghabiskan sepanjang malam dengan rasa takut dan cemas karena setiap saat bisa terjadi gempa susulan,” ujarnya.

Tim penyelamat menghadapi kesulitan menjangkau daerah pegunungan terpencil di sepanjang perbatasan Pakistan yang terputus dari jaringan seluler. Banyak rumah yang terbuat dari bata lumpur di lereng gunung runtuh akibat gempa.

“Wilayah gempa juga diguyur hujan deras dalam 24 hingga 48 jam terakhir, sehingga risiko longsor dan runtuhan batu cukup besar, itulah sebabnya banyak jalan tidak bisa dilalui,” kata Kate Carey, pejabat Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA), kepada Reuters.

Ia menambahkan, tim penyelamat dan otoritas berupaya cepat membuang bangkai hewan untuk meminimalkan risiko pencemaran sumber air.

Otoritas Afghanistan memperingatkan, jumlah korban bisa meningkat seiring tim penyelamat menjangkau lokasi-lokasi terpencil.

Sekjen PBB Antonio Guterres menyatakan misi PBB di Afghanistan tengah mempersiapkan bantuan untuk wilayah terdampak. Paus Leo juga menyampaikan belasungkawa bagi para korban.

Afghanistan merupakan salah satu negara rawan gempa mematikan, khususnya di Pegunungan Hindu Kush, tempat lempeng tektonik India dan Eurasia bertemu. Pada 2022, gempa bermagnitudo 6,1 menewaskan 1.000 orang di wilayah timur, dan menjadi bencana alam besar pertama yang dihadapi pemerintahan Taliban.

Baca juga:  Sekjen PBB Berduka atas Gempa Afghanistan, Salurkan Dana Darurat Rp82 Triliun

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)