Negara-negara Eropa menegaskan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 21 July 2025 12:32
Teheran: Iran dan tiga negara Eropa—Prancis, Jerman, dan Inggris—yang tergabung dalam kelompok E3, sepakat melanjutkan kembali perundingan nuklir pada Jumat mendatang di Istanbul, Turki, menurut laporan stasiun televisi pemerintah Iran, Press TV, pada Minggu malam, 20 Juli 2025.
“Iran dan troika Eropa—yang terdiri dari Prancis, Jerman, dan Inggris—akan kembali melanjutkan negosiasi nuklir pada Jumat di Istanbul,” demikian isi laporan tersebut.
Sebelumnya di hari yang sama, media tersebut juga melaporkan bahwa keempat pihak telah menyepakati secara prinsip untuk memulai kembali negosiasi pekan depan, namun belum mengungkap waktu dan lokasi secara rinci.
Kesepakatan tersebut menyusul pertemuan antara Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dan para diplomat senior dari Inggris, Prancis, Jerman, serta Uni Eropa pada Kamis lalu. Dalam pembicaraan itu, pihak E3 dan UE menekankan urgensi untuk kembali ke jalur diplomasi demi menyelamatkan kesepakatan nuklir.
Mereka juga memperingatkan akan mengaktifkan kembali mekanisme “snapback” dari PBB yang akan memberlakukan ulang sanksi internasional terhadap Iran, jika Teheran tidak segera kembali berunding.
Negosiasi antara Iran dan Amerika Serikat (AS) sebelumnya sempat berlangsung melalui mediator Oman, hingga serangan mendadak Israel terhadap Iran pada 13 Juni lalu memicu perang selama 12 hari. Serangan itu terjadi hanya dua hari sebelum rencana perundingan putaran keenam di Muscat, ibu kota Oman.
Iran menuduh AS turut terlibat dalam serangan Israel, yang menewaskan sejumlah pejabat militer senior, ilmuwan nuklir, dan warga sipil Iran. AS juga mengklaim telah menghancurkan tiga situs nuklir utama Iran dalam serangan tersendiri. Gencatan senjata diberlakukan pada 24 Juni.
AS dan negara-negara Eropa menegaskan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir, sementara Teheran bersikeras bahwa program nuklirnya ditujukan untuk kepentingan damai dan energi.
Setelah bertemu dengan E3 dan UE, Menlu Abbas Araghchi menyatakan bahwa AS adalah pihak yang keluar dari kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA), dan negosiasi baru hanya akan dilakukan jika pihak lain siap untuk menyepakati perjanjian yang adil, seimbang, dan saling menguntungkan.
“Jika UE dan E3 ingin tetap memainkan peran, mereka harus bertindak secara bertanggung jawab dan meninggalkan kebijakan usang berbasis ancaman dan tekanan, termasuk mekanisme snapback yang secara moral dan hukum tidak mereka miliki dasar apapun,” tulis Araghchi di platform X.
Baca juga: Negara-Negara Eropa Coba Pulihkan Jalur Diplomasi Nuklir dengan Iran