Presiden Filipina Tiba di AS untuk Negosiasikan Tarif Trump

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. tiba di AS untuk menegosiasikan tarif dagang dengan Presiden Donald Trump. (Anadolu Agency)

Presiden Filipina Tiba di AS untuk Negosiasikan Tarif Trump

Willy Haryono • 21 July 2025 13:22

Washington: Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. tiba di Washington, Amerika Serikat (AS) pada Minggu, 20 Juli, dalam kunjungan resmi selama tiga hari. Agenda utama kunjungan ini adalah mendorong perjanjian dagang bilateral dan memperkuat kerja sama pertahanan AS-Filipina dengan Presiden Donald Trump.

Pesawat yang membawa Presiden Marcos mendarat di Pangkalan Gabungan Andrews pada pukul 14.48 waktu setempat (1848 GMT). Ia disambut Duta Besar Filipina untuk AS, Jose Manuel Romualdez, serta Duta Besar AS untuk Filipina, MaryKay Carlson, menurut pernyataan dari Kantor Komunikasi Kepresidenan Filipina.

Melansir dari Anadolu Agency, Senin, 21 Juli 2025, ini merupakan kelima kalinya Marcos menginjakkan kaki di AS, dan difokuskan pada upaya negosiasi terkait tarif sebesar 20 persen atas ekspor Filipina ke AS yang dijadwalkan mulai berlaku 1 Agustus mendatang.

“Ini adalah kunjungan pertama saya ke Washington sejak pelantikan Presiden Trump awal tahun ini,” ujar Marcos sebelum bertolak dari Manila, sebagaimana dikutip dalam pernyataan resmi lainnya.

Ia menyebut pertemuan ini sebagai langkah penting dalam mendorong kepentingan nasional Filipina dan memperkuat aliansi strategis dengan AS.

“Dalam kunjungan ini, kami akan menegaskan kembali komitmen untuk memperkuat aliansi jangka panjang sebagai instrumen perdamaian dan penggerak pembangunan di kawasan Asia-Pasifik dan dunia,” ucapnya.

Marcos menambahkan bahwa prioritas utamanya adalah mendorong keterlibatan ekonomi yang lebih besar, khususnya di bidang perdagangan dan investasi antara Filipina dan AS.

“Saya akan menyampaikan kepada Presiden Trump dan jajaran pemerintahannya bahwa Filipina siap untuk menjajaki perjanjian dagang bilateral yang kuat, saling menguntungkan, dan berorientasi ke masa depan,” tuturnya.

Filipina merupakan sekutu tradisional Amerika Serikat, dengan hubungan ekonomi dan militer yang telah berlangsung lama. Kerja sama pertahanan kedua negara berlandaskan pada Perjanjian Pertahanan Bersama AS–Filipina 1951.

Baca juga:  Presiden Lula Kecam Trump soal Tarif Impor, Tegaskan Kedaulatan Brasil

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)