Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com
Jakarta: Return on Investment (ROI) adalah metrik keuangan penting yang digunakan untuk mengukur profitabilitas suatu investasi. ROI dinyatakan dalam persentase dan membantu investor mengevaluasi seberapa efektif dana mereka bekerja.
ROI merupakan rasio yang membandingkan keuntungan bersih dari suatu investasi dengan biaya awal yang dikeluarkan. Metrik ini bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja investasi seperti saham, properti, atau bisnis, membandingkan efisiensi beberapa investasi sekaligus, dan menentukan kelayakan suatu proyek atau usaha.
Sebagai contoh sederhana, jika seseorang menanamkan investasi sebesar Rp10 juta dan memperoleh Rp15 juta dalam waktu satu tahun, maka ROI yang didapat adalah 50 persen
Rumus menghitung ROI
ROI = (Nilai Sekarang Investasi ? Biaya Investasi) / Biaya Investasi × 100 persen
Contohnya, jika investasi awal sebesar Rp50 juta dan nilai saat ini mencapai Rp70 juta, maka ROI-nya adalah (70 juta ? 50 juta) ÷ 50 juta × 100 persen = 40 persen.
(Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com)
Keunggulan dan kekurangan
ROI memiliki beberapa keunggulan, antara lain mudah dihitung dan dipahami, dapat diterapkan di berbagai jenis investasi, dan memberikan gambaran cepat mengenai profitabilitas suatu aset.
Namun, ROI juga memiliki keterbatasan. Metrik ini tidak memperhitungkan jangka waktu investasi, sehingga ROI 40 persen dalam satu tahun tentu lebih baik daripada ROI yang sama dalam lima tahun.
ROI juga mengabaikan faktor inflasi serta tidak mencakup risiko yang mungkin timbul. Untuk mengatasinya, disarankan menggunakan metrik tambahan seperti ROI tahunan (Annualized ROI) atau Net Present Value (NPV).
Tidak ada angka pasti untuk menyatakan ROI yang baik. Namun, investasi konservatif seperti deposito atau obligasi umumnya menghasilkan ROI 5–10 persen per tahun, sementara saham blue-chip memberikan rata-rata 10–15 persen per tahun. Investasi di sektor berisiko tinggi seperti startup bisa memberikan ROI di atas 20 persen jika berhasil. Sebelum mengambil keputusan, investor disarankan membandingkan ROI dari beberapa alternatif investasi.
Beberapa variasi ROI yang berkembang di antaranya adalah Social ROI (SROI) untuk mengukur dampak sosial atau lingkungan dari suatu program, Marketing ROI untuk menilai efektivitas kampanye iklan, dan Learning ROI untuk mengukur nilai hasil pelatihan atau pengembangan keterampilan.
Secara keseluruhan, ROI merupakan alat dasar dalam menilai kelayakan suatu investasi. Namun, agar hasil analisis lebih komprehensif, ROI sebaiknya dilengkapi dengan pertimbangan lain seperti jangka waktu, inflasi, dan risiko investasi. Dengan memahami cara kerja ROI, investor dapat membuat keputusan finansial yang lebih bijak. (
Muhammad Adyatma Damardjati)