Trump Tuduh Obama Lakukan Konspirasi untuk Gagalkan Kemenangannya di 2016

Barack Obama dan Donald Trump telah beberapa kali bersitegang mengenai isu politik AS. (Anadolu Agency)

Trump Tuduh Obama Lakukan Konspirasi untuk Gagalkan Kemenangannya di 2016

Willy Haryono • 23 July 2025 13:30

Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa 22 Juli, menuduh mantan Presiden Barack Obama melakukan “pengkhianatan,” dengan mengklaim tanpa bukti bahwa Obama memimpin upaya untuk secara keliru mengaitkan dirinya dengan Rusia dan merusak kampanye presidensialnya pada 2016.

Melansir dari AsiaOne, Rabu, 23 Juli 2025, juru bicara Obama menanggapi tuduhan itu dengan menyebutnya sebagai “tuduhan aneh, konyol, dan upaya pengalihan yang lemah.”

Meski Trump kerap menyerang Obama secara langsung, kali ini merupakan salah satu tuduhan terberat yang dilontarkannya sejak kembali menjabat sebagai presiden pada Januari lalu, dengan menyebut Obama melakukan tindakan kriminal.

Dalam pernyataannya di Kantor Oval, Trump merujuk pada pernyataan Kepala Intelijen Nasional Tulsi Gabbard, yang pada Jumat lalu mengancam akan menyeret pejabat era Obama ke Departemen Kehakiman atas penilaian intelijen terkait campur tangan Rusia dalam Pemilu 2016.

Gabbard mengklaim telah membuka dokumen rahasia yang menunjukkan adanya "konspirasi pengkhianatan" oleh pejabat tinggi pemerintahan Obama untuk melemahkan Trump—klaim yang dibantah Partai Demokrat sebagai tuduhan tak berdasar dan bermuatan politik.

“Sudah jelas, dia bersalah. Ini adalah pengkhianatan,” kata Trump, meskipun tak memberikan bukti.

“Mereka mencoba mencuri pemilu, mereka mencoba menyembunyikan pemilu. Mereka melakukan hal-hal yang belum pernah dibayangkan, bahkan di negara lain, sambung dia.

Penilaian komunitas intelijen AS yang diterbitkan pada Januari 2017 menyimpulkan bahwa Rusia menggunakan disinformasi di media sosial, peretasan, dan bot daring untuk merusak kampanye Hillary Clinton dan menguntungkan Trump. Namun, penilaian tersebut menyebut dampak langsungnya terbatas dan tidak ada bukti bahwa upaya Moskow mengubah hasil suara.

Laporan bipartisan Komite Intelijen Senat pada 2020 juga menemukan bahwa Rusia menggunakan tokoh politik Partai Republik Paul Manafort, situs WikiLeaks, dan lainnya untuk memengaruhi pemilu demi mendukung Trump.

“Tidak ada yang tertuang dalam dokumen yang dirilis minggu lalu oleh Gabbard yang menyangkal kesimpulan luas bahwa Rusia memang berupaya memengaruhi pemilu 2016, tetapi tidak berhasil memanipulasi suara,” kata juru bicara Obama, Patrick Rodenbush.

Baca juga:  Picu Kontroversi, Trump Unggah Video Deepfake Obama Ditangkap FBI

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)