PGN Percepat Penguatan Infrastruktur Gas, Jawab Tantangan Distribusi dan Akses Energi Nasional

Direktur Utama PGN, Arief S. Handoko (Foto:Dok.PGN)

PGN Percepat Penguatan Infrastruktur Gas, Jawab Tantangan Distribusi dan Akses Energi Nasional

Rosa Anggreati • 22 July 2025 10:25

Jakarta: PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Subholding Gas Pertamina, menegaskan komitmennya dalam memperkuat infrastruktur gas bumi nasional guna memastikan pasokan energi bersih yang andal, terjangkau, dan merata. Melalui strategi pengembangan jangka panjang, PGN terus menjawab tantangan mismatch antara lokasi pasokan dan permintaan gas bumi, khususnya di wilayah dengan kebutuhan tinggi seperti Sumatra dan Jawa bagian barat.

Direktur Utama PGN, Arief S. Handoko mengatakan bahwa infrastruktur menjadi kunci utama dalam memperkuat konektivitas distribusi gas.

"Berkaca dengan kondisi saat ini, permintaan gas bumi di wilayah Sumatera dan Jawa bagian barat sangat tinggi, namun masih terdapat kekurangan infrastruktur gas bumi yang memadai. Sementara itu, pasokan gas justru berlebih di wilayah Jawa Timur," ujar Arief melalui siaran pers di Jakarta, Selasa, 22 juli 2025.

Kondisi ini juga sejalan dengan pandangan Kurnia Chairi selaku Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas. Dia menyatakan bahwa potensi pasokan gas di Indonesia secara nasional masih mencukupi, namun distribusinya sering kali terkendala oleh ketidaksesuaian lokasi antara produksi dan konsumsi.

“Secara overall dari keseluruhan suplai kita tidak defisit karena kita ekspor, artinya memang kita kelebihan gas. Cuma memang seperti yang disampaikan Pak Arief, tadi ada lokasi tertentu di mana buyer kita berkumpul di sana dan tidak match dengan sumber pasokannya,” kata Kurnia.
 

Baca juga: 

PGN Perkuat Peran Strategis Energi Nasional, Siap Kawal Akses Gas Bumi hingga ke Penjuru Negeri


Untuk mengatasi hal tersebut, PGN berupaya memenuhi sebagian permintaan gas melalui pemanfaatan LNG sebagai alternatif pasokan. Arief juga menekankan pentingnya keberlanjutan pasokan LNG domestik, agar dapat dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Tantangan selanjutnya adalah bagaimana PGN dapat memperoleh pasokan LNG secara kontinu dan sustain, dengan harga yang tetap kompetitif bagi pelanggan,” ujarnya.

Terkait harga LNG, Ketua Indonesian Gas Society (IGS) Aris Mulya Azof menekankan hal yang sama bahwa pergeseran dari pemanfaatan gas pipa ke LNG memunculkan tantangan baru, terutama dalam struktur harga yang mengikuti acuan internasional, serta kompleksitas infrastruktur yang lebih tinggi.

"Diperlukan kebijakan yang terintegrasi dari pemerintah untuk mengantisipasi dinamika tersebut," kata Aris Mulya Azof.
 
Baca juga: 

PGN Dukung Pengembangan Infrastruktur Gas Bumi Nasional


Saat ini, PGN tengah mengembangkan berbagai proyek strategis, baik infrastruktur gas pipa maupun LNG. Proyek tersebut antara lain ialah pembangunan Pipa Tegal-Cilacap, Terminal LNG Arun, serta melakukan Revitalisasi FSRU dan tangki penyimpanan. PGN mencanangkan alokasi investasi sebesar 67 persen dari total capex sebagai bentuk komitmen dalam memperkuat infrastruktur gas bumi.

Arief juga menyampaikan terdapat empat faktor utama yang dapat menjelaskan kondisi gas nasional saat ini, yakni availability (ketersediaan pasokan dari hulu), accessibility (infrastruktur yang memadai), affordability (daya beli pelanggan), dan sustainability (keberlanjutan seluruh aspek dengan dukungan kebijakan dan regulasi dari pemerintah).

Melalui pendekatan strategi G-A-S (Grow-Adapt-Step Out), PGN terus berupaya memperkuat infrastruktur gas yang tentunya akan meningkatkan accessibility energi. Dari sisi kebijakan, diperlukan komitmen pemerintah untuk memberikan stimulus yang memungkinkan PGN memperoleh LNG dengan harga yang affordable.

“Dengan dukungan pemerintah, PGN siap menjangkau penyaluran energi bersih ke seluruh wilayah Indonesia,” kata Arief menegaskan kembali komitmen PGN.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Rosa Anggreati)