Wali santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo di posko siaga bencana runtuhnya bangunan Musala. MI
Media Indonesia • 5 October 2025 20:20
Sidoarjo: Sejumlah keluarga korban musala ambruk memilih tetap bertahan di Posko Informasi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo meski diminta menunggu di Rumah Sakit Bhayangkara. Mereka bertekad tidak akan meninggalkan posko hingga jenazah anak-anak mereka berhasil diidentifikasi.
Suasana posko informasi masih dipenuhi keluarga wali santri meski jumlahnya mulai berkurang. Sebagian besar keluarga memilih menunggu dengan sabar di kawasan ponpes hingga proses identifikasi selesai.
Pasangan suami istri Salahuddin, 47, dan Khoyimah, 45, telah tujuh hari enam malam bertahan di posko informasi. Mereka menanti kepastian nasib anak mereka, Ahmad Syuhaibi, 15, yang masih dalam proses evakuasi.
"Sampai anak saya ditemukan dan resmi identifikasi, saya baru akan keluar dari sini," kata Salahuddin, Minggu, 5 Oktober 2025.
Pasangan ini mendapat kunjungan dan dukungan langsung dari Wakil Bupati Sidoarjo Mimik Idayana. "Tetap semangat, bersabar dan berdoa semoga semuanya lancar," kata Mimik saat meninjau posko.
Salahuddin dan Khoyimah merupakan warga asal Blega, Bangkalan, Madura. Putra mereka telah menjadi santri di Ponpes Al Khoziny selama satu tahun enam bulan. Mereka hanya bisa berharap dan berdoa agar jenazah anaknya segera ditemukan tim SAR. Sejak Senin, 29 September 2025 hingga Minggu, 5 Oktober 2025, mereka konsisten bertahan di posko informasi.
Keteguhan hati keluarga korban menunjukkan betapa kuatnya ikatan kasih sayang orang tua kepada anaknya. Meski dalam keadaan sulit, mereka tetap tabah menunggu kabar baik dari tim evakuasi.
Streaming