Studi Klinis, Pemanis Buatan Ternyata Mempercepat Penuaan Otak hingga 1,6 Tahun

Kesehatan/Ilustrasi Medcom.id

Studi Klinis, Pemanis Buatan Ternyata Mempercepat Penuaan Otak hingga 1,6 Tahun

Media Indonesia • 7 September 2025 16:29

Jakarta: Pengganti gula ternyata tidak sepenuhnya aman bagi otak. Studi terbaru yang terbit 3 September 2025 di Neurology (American Academy of Neurology), menemukan konsumsi tinggi pemanis rendah/nihil kalori dapat mempercepat penurunan fungsi kognitif.

Sebanyak tujuh jenis pemanis diteliti. Hasilnya, hampir semua berkaitan dengan penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir, terutama pada penderita diabetes.

Riset melibatkan 12.772 orang dewasa Brasil, rata-rata usia 52 tahun, dengan durasi pemakaian rata-rata 8 tahun, dan konsumsi rata-rata untuk kategori rendah yakni 20 mg/hari, menengah 64 mg/hari, dan tinggi, 191 mg/hari (? 1 kaleng soda diet berbasis aspartam). Peserta juga menjalani tes kognitif (memori, bahasa, kecepatan berpikir) secara berkala.

Hasilnya, pada konsumsi tertinggi, penurunan kognitif 62% lebih cepat, setara penuaan otak 1,6 tahun lebih dini. Konsumsi menengah menyebabkan penurunan 35% lebih cepat, setara penuaan 1,3 tahun lebih dini. Efek paling nyata pada peserta <60 tahun dan penderita diabetes.
 

Baca: Penelitian: Polusi Udara Berpotensi Sebabkan Peningkatan Risiko Demensia

“Pemanis rendah kalori sering dianggap alternatif sehat gula, tetapi temuan ini menunjukkan potensi bahaya jangka panjang,” ujar Claudia Kimie Suemoto, MD, PhD, Universitas Sao Paulo. Ia menekankan perlunya riset lanjutan tentang opsi alami seperti madu, sirup maple, atau gula kelapa.

Studi ini didanai Kementerian Kesehatan Brasil serta lembaga riset nasional Hasil ini membuka peringatan serius: konsumsi pemanis buatan mungkin membawa risiko tersembunyi bagi kesehatan otak, terutama bagi kelompok usia produktif dan penderita diabetes. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)