Ilustrasi pemudik. MI/Pius Erlangga.
Insi Nantika Jelita • 23 March 2025 11:40
Jakarta: Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengingatkan maraknya travel gelap saat mudik lebaran. Sebagian masyarakat di Jabodetabek yang berasal dari pedesaan banyak yang memanfaatkan layanan jasa transportasi ilegal itu.
"Angkutan pedesaan sudah hilang, sementara kebutuhan mobilitas warga di pedesaan meningkat. Sehingga, marak travel gelap," ujar Djoko dalam keterangannya, Minggu, 23 Maret 2025.
Djoko mengatakan situasi ini terjadi lantaran tidak dapat diakomodasi layanan angkutan umum resmi. Keberadaan angkutan pedesaan sebagai penyambung atau penghubung antara desa dengan terminal tipe A sudah banyak yang punah. Sementara, tarif angkutan ojek pangkalan tidak terkendali alias mahal. Akhirnya, banyak pemudik yang memilih travel gelap karena dianggap membantu mengantarkan sampai tujuan.
Djoko menuturkan kendaraan travel gelap sengaja dipasangi stiker untuk menghindari razia. Ia menuding pemilik stiker merupakan oknum aparat penegak hukum yang menjamin jika kendaraan ditilang akan dibantu menyelesaikan segera.
"Namun, sekarang sebagian tidak berstiker, tapi mudah dikenali dari jenis kendaraan yang digunakan yaitu jenis Elf atau Grandmax," ujarnya.
Baca juga: Petugas Terminal Simbuang Mamuju Gelar Pemeriksaan Fisik Kendaraan |