Tim Friede menggigit Ular. (Peter Prato via The New York Times)
Riza Aslam Khaeron • 3 May 2025 15:30
Washington DC: Dunia medis dikejutkan oleh hasil riset terbaru yang melibatkan darah seorang pria Amerika Serikat yang telah secara sengaja menyuntikkan bisa ular ke tubuhnya selama hampir dua dekade. Mengutip BBC pada hari ini, pria bernama Tim Friede itu telah menjadi subjek penting dalam pengembangan antivenom atau penawar bisa ular universal yang disebut "tanpa tandingan" oleh para ilmuwan.
Tim Friede, mantan montir truk, telah digigit lebih dari 200 kali dan melakukan lebih dari 700 suntikan bisa dari beberapa ular paling mematikan di dunia, termasuk berbagai spesies mamba, kobra, taipan, dan krait. Awalnya ia hanya ingin membangun kekebalan tubuh agar bisa lebih aman saat menangani ular, namun tujuannya berubah menjadi misi menyelamatkan nyawa.
"Saya tidak ingin mati. Saya tidak ingin kehilangan jari. Saya tidak ingin absen kerja," ujar Friede kepada BBC.
Ia sempat mengalami koma setelah dua gigitan kobra dalam waktu berdekatan. Sejak itu, tekadnya semakin kuat untuk membantu menciptakan terapi yang lebih baik.
"Ini menjadi gaya hidup dan saya terus mendorong dan mendorong semaksimal mungkin - demi orang-orang yang berada 8.000 mil dari saya yang mati karena gigitan ular," jelasnya.
Selama ini, antivenom dibuat dengan menyuntikkan bisa ke hewan seperti kuda, lalu memanen antibodi yang terbentuk. Namun, penawar ini harus cocok secara spesifik dengan jenis ular tertentu karena racun dari satu spesies bisa berbeda dengan spesies lainnya. Bahkan ular dari spesies yang sama di wilayah berbeda dapat menghasilkan racun yang tidak identik.
Hal ini mendorong tim ilmuwan untuk mencari antibodi penetral luas atau broadly neutralising antibodies, yaitu antibodi yang tidak hanya mengenali bagian unik dari racun, tetapi bagian yang umum pada seluruh kelas toksin. Ketika Jacob Glanville, CEO perusahaan bioteknologi Centivax, mengetahui tentang Friede, ia langsung tertarik.
Baca Juga: AS Mundur sebagai Mediator Negosiasi Perdamaian Perang Ukraina |