Pasukan Ukraina yang Bertempur di Wilayah Rusia Hampir Terkepung

Pasukan Ukraina menguasai sejumlah wilayah di Kursk, Rusia, sejak 2024. (Anadolu Agency)

Pasukan Ukraina yang Bertempur di Wilayah Rusia Hampir Terkepung

Willy Haryono • 8 March 2025 11:32

Kursk: Ribuan prajurit Ukraina yang menyerbu wilayah Kursk di Rusia pada musim panas lalu dikabarkan hampir terkepung pasukan Rusia di sana. Kondisi ini merupakan pukulan telak bagi Ukraina yang berharap untuk menggunakan kehadirannya di Kursk sebagai keuntungan terhadap Rusia dalam perundingan damai.

Situasi Ukraina di Kursk telah memburuk tajam dalam tiga hari terakhir, menurut peta open source, setelah pasukan Rusia merebut kembali wilayah tersebut sebagai bagian dari serangan balik yang hampir membelah pasukan Ukraina menjadi dua dan memisahkan kelompok utama dari jalur pasokan utamanya.

Situasi genting bagi Ukraina terjadi setelah Amerika Serikat (AS) menangguhkan pembagian intelijennya dengan Kyiv dan menimbulkan kemungkinan bahwa pasukannya mungkin dipaksa mundur kembali ke Ukraina dengan cara yang canggung secara politik dan sulit secara psikologis.

Pembalikan situasi di medan perang ini terjadi pada saat Ukraina berada di bawah tekanan AS untuk menyetujui gencatan senjata dengan Moskow, dan ketika pasukan Rusia terus maju di sepanjang bagian garis depan di dalam Ukraina, bahkan ketika pasukan Ukraina melakukan perlawanan di satu wilayah.

"Situasi (Ukraina di Kursk) sangat buruk," kata Pasi Paroinen, seorang analis militer dari Black Bird Group yang berbasis di Finlandia, kepada Reuters.

"Sekarang tidak banyak yang tersisa sampai pasukan Ukraina dikepung atau dipaksa mundur. Dan penarikan pasukan berarti menghadapi tantangan berat, di mana pasukan akan terus-menerus diancam oleh pesawat nirawak dan artileri Rusia," katanya, mengutip dari AsiaOne, Sabtu, 8 Maret 2025.

"Jika pasukan Ukraina tidak dapat memulihkan situasi dengan cepat, ini bisa menjadi momen ketika wilayah Kursk mulai tertutup dan akhirnya terkepung,” lanjut Paroinen.

Tidak ada konfirmasi resmi dari Kementerian Pertahanan Rusia atau militer Ukraina mengenai dorongan Rusia, yang keduanya cenderung melaporkan perubahan medan perang dengan penundaan.

Yan Matveev, analis militer lainnya, mengatakan di Telegram bahwa Ukraina harus membuat pilihan yang sulit.

"Satu-satunya argumen yang mendukung pertahanan di pangkalan itu adalah politik,” ucapnya.

Baca juga:  Delegasi Ukraina dan AS Akan Bertemu di Jeddah Pekan Depan

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)