Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Ahmad Muzaki. Antara/ Nirkomala.
Mataram: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyiapkan berbagai logistik untuk mengantisipasi bencana musim hujan.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Ahmad Muzaki, mengatakan berbagai logistik yang disiapkan, antara lain tenda, terpal, tangki air bersih, perahu karet, mesin sedot air, dan lainnya.
"Selain itu, kami juga menyiapkan bantuan makanan porsi kecil, sedangkan untuk porsi banyak disiapkan oleh Dinas Sosial," kata Muzaki di Mataram, Jumat, 24 Oktober 2025.
Untuk logistik mesin sedot air, BPBD sudah menyiapkan sebanyak 10 unit. Mesin sedot air dinilai penting, karena Kota Mataram yang berada di wilayah hilir dan sering kali terjadi genangan hingga banjir.
Bahkan genangan masuk ke sekolah-sekolah di Kecamatan Ampenan dan Sekarbela, sehingga tim BPBD harus siaga melakukan penyedotan air di lingkungan sekolah agar tidak anak-anak bisa tetap belajar dengan aman dan nyaman.
Ia mengatakan jumlah mesin sedot air yang dimiliki BPBD saat ini sudah bertambah dari sebelumnya hanya dua unit, karena itu masyarakat yang terdampak genangan atau banjir bisa dibantu untuk pengurasan.
"Silakan jika ada warga yang tempat tinggal mereka terdampak bisa hubungi kami, tim kami siap turun bantu," ungkapnya.
Di sisi lain, persiapan logistik juga dilakukan dengan mengecek semua peralatan yang ada di BPBD, termasuk mesin sedot air, perahu karet, mesin senso, mobil tangki air bersih, serta sejumlah armada dan lainnya dipastikan dalam kondisi siap pakai.
Selain itu, kesiapan personel juga tidak kalah pentingnya, karena itu puluhan tim reaksi cepat (TRC) saat ini juga mulai disiagakan pada sejumlah titik rawan bencana, seperti di kawasan pesisir, sempadan sungai, dan titik-titik wilayah yang biasa terjadi genangan.
Para petugas tersebut disiagakan untuk memantau kondisi sekitar dan melaporkan ketika terjadi perubahan kondisi wilayah yang berpotensi memicu bencana.
"Laporan itu menjadi acuan tim kesiapsiagaan untuk mengambil langkah antisipasi cepat dan tepat, sehingga dapat mengurangi risiko bencana," ujar Muzaki.