Kekurangan Siswa Baru, 2 SD Negeri di Kota Malang Buka Pendaftaran Offline

Ilustrasi siswa di SD di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Metrotvnews.com/Daviq Umar Al Faruq

Kekurangan Siswa Baru, 2 SD Negeri di Kota Malang Buka Pendaftaran Offline

Daviq Umar Al Faruq • 26 June 2025 15:54

Malang: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang mencatat ada dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Malang, Jawa Timur, yang minim jumlah murid baru dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025. Sekolah-sekolah ini berada di Kecamatan Lowokwaru dan Sukun.

Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana, menjelaskan sepinya pendaftar disebabkan rendahnya kepadatan penduduk di sekitar lokasi sekolah. Orang tua cenderung enggan menyekolahkan anaknya di lokasi yang jauh karena usia siswa SD yang masih membutuhkan pengawasan ekstra.

"Walaupun, maaf-maaf ya, percayakan kepada kami, kepada guru. Insyaallah guru sudah mengawasi ekstra juga anak-anak kelasnya," kata Suwarjana, pada Kamis 26 Juni 2025.

Untuk mengatasi kekurangan pagu, Disdikbud Kota Malang kini mengizinkan pendaftaran secara offline atau luring. Langkah ini diambil agar tidak membingungkan masyarakat yang mengalami kesulitan saat mendaftar secara online.
 

Baca: Calon Wali Murid di Kulon Progo Pertanyakan Aturan Radius SPMB

"Memang kemarin yang kosong itu kami offline-kan. Jika online lagi, pasti akan membingungkan masyarakat," ujarnya.

Disdikbud juga memperbolehkan masyarakat dari luar Kota Malang, seperti Kabupaten Malang, untuk mendaftar secara offline hingga pagu terpenuhi. Total pagu SD Negeri di Kota Malang adalah sekitar 10.000 siswa, dan jika digabungkan dengan SD Swasta serta Madrasah Ibtidaiyah (MI), totalnya mencapai 13.500 siswa per tahun.

"Itu per tahun itu, baik yang lulus maupun yang masuk," jelas Suwarjana.

Meskipun demikian, Disdikbud Kota Malang menegaskan tidak akan gegabah dalam melakukan penutupan atau penggabungan (merger) sekolah. Suwarjana menjelaskan keputusan merger baru akan dipertimbangkan jika kondisi minimnya siswa ini terjadi selama tiga tahun berturut-turut.

"Kami tidak bisa gegabah menutup atau meregroup sekolah itu. Bagaimanapun, kami harus melihat tahun berikutnya," kata Suwarjana.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)