Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani. Metrotvnews.com/Fachri Audhia Hafiez
Fachri Audhia Hafiez • 18 February 2025 15:58
Jakarta: Gerindra menilai aksi demo mahasiswa berjuluk 'Indonesia Gelap' bentuk kagetnya publik terhadap kebijakan awal pemerintah. Aksi itu dipandang sah-sah saja sebagai bentuk reaksi publik.
"Yang dilakukan oleh Pak (Presiden) Prabowo sekarang ini baru tahap awal, sehingga menimbulkan kekagetan dan seringkali reaksinya berlebihan dan kontraproduktif, tetapi sebagai sebuah reaksi, saya kira itu boleh-boleh saja," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 18 Februari 2025.
Menurut Muzani, reaksi kaget itu terjadi bukan hanya di masyarakat tetapi juga terjadi dalam internal pemerintahan. Karena internal pemerintah juga merasakan konsekuensi dari kebijakan.
"Misalnya tentang penghematan, karena kan sekian lama birokrasi bergerak dengan pengetatan yang relatif longgar. Kemudian sekarang ada pengetatan bukan hanya, termasuk pengetatan anggaran, sehingga itu menimbulkan kekagetan-kekagetan itu," ucap Muzani.
Ketua MPR itu mengatakan reaksi tersebut muncul karena salah memahami kebijakan Presiden Prabowo. Sehingga, muncul sikap kontraproduktif.
"Nah kekagetan itulah yang seringkali menimbulkan sikap-sikap kontraproduktif bahkan salah dipahami atas apa yang dimaksudkan oleh pemerintah dalam hal ini oleh Presiden Prabowo, itu yang terjadi sehingga seringkali ini disalahpahami, tetapi sebagai sebuah reaksi kita dengar, kita perhatikan," ucap Muzani.
Baca juga:
Gerindra Sebut Koalisi Permanen Bukan Ide Baru, Setiap Periode Kepresidenan Diwacanakan |