Presiden Joko Widodo. FOTO: Setkab
Angga Bratadharma • 11 August 2023 09:40
Jakarta: Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan pengoperasian moda transportasi Lintas Rel Terpadu (LRT) dapat mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi massal. Hal itu penting dengan harapan bisa mengurai kemacetan.
"Perpindahan dari moda transportasi dari mobil pribadi ke moda transportasi massal itu yang kita harapkan," ujar Presiden, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 11 Agustus 2023.
Presiden meyakini, jika masyarakat beralih dari moda transportasi pribadi ke transportasi massal LRT maka akan mengurangi tingkat kemacetan, utamanya di wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek).
"Kerugian kita per tahun itu hampir Rp100 triliun karena kemacetan di Jabodetabek dan Bandung, setiap tahun merugikan hampir Rp100 triliun dan ini memang harus diatasi karena secara makroekonomi merugikan negara besar sekali," ujar dia.
Selain LRT, kata Presiden, pemerintah juga tengah menggenjot moda transportasi massal lainnya untuk segera dioperasikan, yakni Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Presiden Jokowi berharap moda transportasi massal tersebut bisa dioperasikan pada September, sehingga bisa menjadi bagian dari solusi mengurangi kemacetan maupun polusi.
“Kereta cepat mungkin kita akan coba lagi di September. Begitu siap semuanya juga segera dioperasikan. Makin cepat dioperasikan makin baik. Karena kita tahu tiap hari kita ini menghadapi kemacetan, tiap hari kita juga menghadapi polusi,” jelasnya.
Untuk menarik minat masyarakat menggunakan transportasi massal, Presiden Jokowi menilai, pemerintah harus menyediakan subsidi bagi berbagai moda transportasi massal. Upaya tersebut merupakan bentuk pelayanan terhadap masyarakat dan kewajiban pelayanan publik dari pemerintah.
“Oleh sebab itu, perlu PSO, ada subsidi baik yang namanya kereta bandara, baik yang namanya TransJakarta, baik yang namanya KRL, baik yang namanya kereta api, baik yang namanya LRT, baik yang namanya MRT, baik yang namanya kereta cepat semuanya mesti ada subsidinya karena itu bisa menarik orang dari mobil pribadi masuk ke moda transportasi massal,” pungkas dia.