Ilustrasi. FOTO: AP
Angga Bratadharma • 1 September 2023 15:05
Colombo: Departemen statistik mencatat tingkat inflasi utama Sri Lanka terpantau turun menjadi empat persen pada Agustus dari 6,3 persen pada bulan lalu. Kondisi itu menandai berlanjutnya stabilisasi perekonomian yang dilanda krisis.
Mengutip The Business Times, Jumat, 1 September 2023, melonjaknya inflasi telah memukul perekonomian selama lebih dari setahun setelah kekurangan devisa yang parah memicu krisis keuangan terburuk di pulau Samudera Hindia itu dalam tujuh dekade.
Indeks Harga Konsumen Kolombo (CCPI) mencerminkan inflasi pangan yang mencapai negatif 4,8 persen pada Agustus, setelah mencapai negatif 1,4 persen pada Juli. Inflasi non-makanan mencapai 8,7 persen, Departemen Sensus dan Statistik mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Selama enam bulan terakhir, inflasi secara bertahap melambat dari puncaknya sebesar 50,6 persen pada Februari, setelah pemerintah mengubah tahun dasar penghitungan inflasi dari 2013 menjadi 2021. Pada September tahun lalu, inflasi melonjak hingga 69,8 persen, dengan inflasi pangan mencapai 94 persen.
"Meski terjadi kenaikan gas, air, dan bahan bakar di Agustus, hal itu tidak tercermin dalam angka inflasi karena tingginya base effect. Tetapi inflasi tidak lagi mendapatkan keuntungan dari efek dasar yang tinggi mulai September, dan kemudian kami memperkirakan inflasi akan stabil di sekitar lima persen," kata Kepala Riset First Capital Dimantha Mathew.