Asap mengepul dari lokasi serangan udara di Khartoum, Sudan, 8 Juni 2023. (AP/File)
Willy Haryono • 3 September 2023 20:29
Khartoum: Penduduk Khartoum terbangun akibat mendengar suara tembakan artileri dan roket, yang terjadi beberapa jam setelah serangan udara di selatan ibu kota Sudan tersebut menewaskan sedikitnya 20 warga sipil termasuk dua anak-anak, menurut keterangan sejumlah aktivis lokal.
"Jumlah korban tewas akibat pengeboman udara di Khartoum selatan telah meningkat menjadi 20 warga sipil," menurut pernyataan komite perlawanan di lingkungan tersebut pada hari Minggu, 3 September 2023.
Mengutip dari laman TRT World, komite tersebut meliputi sekelompok relawan yang biasa mengatur jadwal demonstrasi pro-demokrasi. Kini, mereka mulai memberikan bantuan kepada keluarga-keluarga yang terjebak dalam baku tembak antara tentara dan paramiliter Sudan.
Dalam pernyataan sebelumnya, para relawan mencatat adanya 20 korban tewas termasuk dua anak-anak. Mereka memperingatkan kemungkinan adanya tambahan korban jiwa yang tidak tercatat akibat "jenazah yang mengalami luka bakar parah atau hancur berkeping-keping akibat pengeboman."
Sejak perang dimulai antara tentara nasional Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) pada 15 April lalu, sekitar 5.000 orang telah terbunuh, menurut perkiraan dari proyek Armed Conflict Location & Event Data.
Angkatan Bersenjata Sudan menguasai ruang udara dan terus melancarkan pengeboman secara rutin. Sementara para anggota RSF mendominasi berbagai ruas jalan di ibu kota.