Rikma Dewangga, guru SMPN 8 Kota Banjar, menunjukkan rekaman suara ancaman pembunuhan dari murid kepadanya. (MGN/Yosep Trisna)
Yosep Trisna • 6 September 2023 13:33
Banjar: Hanya karena tak terima ditegur, sejumlah siswa SMP di Kota Banjar, Jawa Barat, mengancam akan membunuh gurunya sendiri. Pernyataan ancaman tersebut disampaikan siswa melalui rekaman suara yang disebarkan di jejaring media sosial.
Dalam rekaman suara yang tersebar luas di jejaring media WhatsApp, terekam ucapan 3 orang siswa yang mengancam seorang guru SMP Negeri 8 Kota Banjar, Jawa Barat. Diketahui, hal tersebut lantaran ke 3 siswa tak terima usai ditegur sang guru saat kedapatan keluyuran sepulang sekolah dan masih berseragam.
Rikma Dewangga, guru SMPN 8 Kota Banjar, yang mendapatkan ancaman tersebut mengatakan, menerima rekaman suara via Whatsapp pada Kamis, 31 Agustus 2023.
"Kemarin itu ketemu sama saya (keluturan) di Banjar, saya konfimasi ke wali kelas supaya mengecek siapa saja siswa yang di sana. Ternyata diteruskan ke grup anak-anak dan mereka tidak menerima (ditegur) sampai mengeluarkan ancaman (pembunuhan)," ujar Rikma, Rabu, 6 September 2023.
Kendati mendapatkan ancaman tersebut, Rikma memastikan sudah ada tindak lanjut dan kasus tersebut berakhir dengan islah atau berdamai.
Ia menambahkan para siswa tersebut akan diberi pembinaan oleh sekolah. Namun jika di kemudian hari aksi pengancaman terulang, Rikma menyebut bisa membawa kasus tersebut ke ranah hukum.
"Seandainya kasus ini terjadi kembali dan orangnya masih sama, mungkin ke depan saya akan tegas melaporkan hal tersebut ke ranah hukum. Karena kalau sudah 2x bagi saya hal tersebut bukan perbuatam yang khilaf melainkan sudah direncanakan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar, Kaswad, menyesalkan kejadian tersebut lantaran ucapan yang dilontarkan para siswa kepada gurunya tidak pantas.
Kaswad menuturkan, sebagai langkah awal pihaknya akan meningkatkan pendidikan karakter dan akhlak siswa guna mencegah hal serupa kembali terulang.
"Sudah islah, sudah diselesaikan secara kekeluargaan dan anak juga sudah mengaku bersalah ya sudah selesai," ucap Kaswad.
Kasus ancaman pembunuhan yang dilakukan para siswa ini semestinya menjadi pembelajaran bersama meliputi para orang tua. Sehingga kedepan diharapkan para siswa tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum.