Ilustrasi. Foto: Dok Medcom.id
Siti Yona Hukmana • 15 July 2023 16:08
Jakarta: Polri menegaskan pembelian pesawat operasional jenis Boeing 747-800NG dengan nomor registrasi P-7301 seharga hampir Rp1 triliun bukan untuk bermewah-mewahan. Burung besi Fixed Wing Transportasi Pimpinan dan Angkut Double Engine Type Jet itu untuk menunjang kegiatan polisi, terutama di tahun politik 2024.
"Untuk kepentingan masyarakat banyak, bukan untuk bermewah-mewahan. Polisi sudah enggak pengen mewah lagi dan polisi sudah tidak antikritik kata Pak Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo)," kata Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu, 15 Juli 2023.
Sandi mengatakan pesawat tersebut dibeli untuk keperluan operasional Korps Bhayangkara dalam rangka melayani masyarakat. Pengadaannya pun disebut susah sesuai prosedur.
"Intinya bahwa proses pengadaannya sudah diadakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan kita sudah diasistensi oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)," ujar jenderal bintang dua itu.
Menurutnya, mobilisasi anggota hingga perlengkapan Polri bisa tersalurkan dengan cepat dengan pesawat pribadi dibandingkan pesawat sipil. Sebab, kata Sandi, pesawat sipil tidak diperbolehkan membawa kelengkapan polisi, seperti senjata dan lainnya. Pesawat sipil dinilai bisa menghambat kinerja polisi karena harus mengikuti jadwal penerbangan yang ada.
"Polri memutuskan untuk membeli pesawat sendiri untuk bisa mengangkut pasukan dengan aturannya yang bisa lebih lunak membawa perlengkapannya bisa dan sebagainya, sehingga apabila pindah ke tempat lainnya juga bisa dilaksanakan secepat-cepatnya tanpa harus mengikuti jadwal atau schedule di pesawat sipil," tutur Sandi.
Pengadaan pesawat terbang ini dari tambahan anggaran mendesak Polri Tahun Anggaran 2022 senilai Rp1 triliun. Nilai kontrak burung besi bekas Irlandia itu senilai Rp995,3 miliar.
Uang Rp995 miliar itu untuk pengadaan basic pesawat terbang sebesar Rp664,3 miliar. Kemudian, untuk dana lainnya RpRp330,9 miliar.
Lainnya itu seperti modifikasi cabin/cargo sparepark, pemeliharaan selama satu tahun, ground support equipment tuuling, and ground headling di bandar udara tujuan selama satu tahun. Lalu, pelatihan pilot, pramugari, dan teknisi, asuransi penerbangan dari bandara asal menuju Indonesia. Selanjutnya, comisioning pendampingan dan pengadaan perlengkapan operasional kru pesawat.