FEALAC Youth Summit 2023 telah melahirkan sebuah rekomendasi dan komitmen aksi iklim. (Kemenlu RI)
Willy Haryono • 15 July 2023 06:44
Bandung: Kota Bandung kembali menorehkan sejarah sebagai tempat dirintisnya gerakan kepemudaan global. Dalam gelaran FEALAC Youth Summit (FYS) 2023, 38 pemuda dari 19 negara Asia Timur dan Amerika Latin berkumpul dan melahirkan sebuah rekomendasi dan komitmen aksi iklim pada tanggal 9-13 Juli 2023.
Bertajuk FEALAC Bandung Spirit Declarations for Climate Actions, deklarasi tersebut berisi seruan kepada pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat untuk berkolaborasi mewujudkan aksi iklim.
Tidak hanya itu, para pemuda juga mengajukan berbagai ide terobosan setelah diberi kesempatan mengunjungi proyek mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di Bandung terkait subtema yang dibahas, yakni Citarum Harum (masyarakat tahan bencana), Bank Sampah Bersinar (ekonomi sirkular), dan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda (Restorasi Lahan Kritis)
Misalnya, untuk mengatasi penumpukan sampah, mereka mengusulkan membangun model bisnis pengelolaan yang melibatkan komunitas dalam skala besar. Di bidang restorasi lahan kritis, para pemuda meminta pemerintah dan swasta lebih memahami kearifan lokal, sehingga restorasi dapat lebih menciptakan suatu keadilan sosial bagi masyarakat sekitar.
Digitalisasi penanganan bencana menjadi salah satu aspek penting yang dipelajari para peserta saat Summit berlangsung. Hal itu disampaikan Sekda Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmadja ketika delegasi mengunjungi Jabar Command Center yang berfungsi sebagai pusat pengendali bantaran sungai Citarum.
Atas dasar itu, para pemuda mendorong pemerintah negara anggota FEALAC untuk mengakselerasi infrastruktur penanganan bencana menggunakan teknologi industri 4.0.
Lucy Skelton dari Australia merasa puas atas rumusan deklarasi yang dihasilkan. Menurutnya, para delegasi sadar betul akan prinsip no one left behind dalam mencapai aksi iklim berkeadilan. "Sudah waktunya kita melakukan tindakan konkret untuk menjaga planet ini," ujar Skelton, dalam keterangan di situs Kementerian Luar Negeri RI, Jumat, 14 Juli 2023.
Kegiatan ini merupakan inisiatif Indonesia untuk terus mendorong second track diplomacy dari kedua kawasan. Fokus pada gerakan pemuda dipilih karena peran Indonesia sebagai Co-chair dari Working Group on Culture, Youth, Gender, and Sports (WG CYGS) FEALAC, bersama Ekuador.
Sekretaris Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa Kemenlu RI, Ourina Ritonga, menyatakan bahwa penting menciptakan kesamaan pandangan terhadap krisis iklim di antara para pemuda, sehingga ketika menjadi pemimpin kelak, mereka bisa menggerakkan aksi positif terhadap lingkungan dan masyarakat.
Delegasi juga diajak melestarikan ekosistem dengan menanam pohon, melepaskan benih ikan, dan menerbangkan burung. Dulci Duurham dari Suriname yang mendapat kesempatan menerbangkan burung mengaku senang dirinya menjadi bagian dari upaya tersebut. Bahkan tidak hanya secara simbolis, peserta juga diminta membuat komitmen pribadi untuk aksi iklim yang akan diterapkan di lingkungannya masing-masing.