Ilustrasi. Foto: Freepik.
Memperkuat Pemberdayaan Perempuan Melalui Revitalisasi Usaha Mikro
Ade Hapsari Lestarini • 24 December 2025 16:06
Jakarta: Hari Ibu kerap identik dengan ungkapan kasih sayang. Bagi PT Wajah Rejuvenasi Perempuan Indonesia (WRP), momentum ini dimanfaatkan untuk menunjukkan dukungan nyata agar perempuan semakin percaya diri dan berdaya dalam menjalani berbagai peran.
Menyambut Hari Ibu Nasional, WRP menggandeng Habitat for Humanity Indonesia (HFHI) meluncurkan inisiatif revitalisasi usaha dan pendampingan berkelanjutan bagi para Ibu pelaku usaha mikro di kawasan industri Cilegon, Banten. Kolaborasi ini tidak hanya berfokus pada perbaikan fisik, tetapi juga penguatan kapasitas perempuan dalam membangun kemandirian ekonomi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 mencatat sekitar 64,5 persen pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan. Namun di balik angka tersebut, masih banyak perempuan di wilayah non-metropolitan, yang menghadapi keterbatasan akses modal dan edukasi manajemen usaha.
"Kami memahami kepercayaan diri merupakan salah satu modal utama bagi mereka untuk bisa terus berkembang. Lewat program ini, WRP memberikan ruang bagi para Ibu untuk naik kelas melalui pembekalan fasilitas dan pendampingan, agar mereka mampu mengoptimalkan potensi diri sekaligus menangkap peluang yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dan keluarganya," ujar CEO WRP Indonesia, Kwik Wan Tien, dalam keterangan tertulis, Rabu, 24 Desember 2025.
Kolaborasi WRP dan HFHI ini bukanlah babak baru. Sebelumnya, kedua pihak telah menjalankan program renovasi rumah layak huni bagi keluarga prasejahtera. Beranjak dari fondasi tersebut, program WRP x HFHI fokus mendukung tiga ibu pemilik warung makan hingga warung sembako, yang seluruhnya merupakan usaha rumahan dan perseorangan.
Program dimulai sejak Oktober 2025 dengan merenovasi warung agar lebih higienis, nyaman, serta menarik pelanggan. Pembangunan ditargetkan selesai secara menyeluruh pada awal Januari 2026. Pendampingan keterampilan juga sudah berlangsung sejak pertengahan November 2025 dengan materi yang dirancang berdasarkan kebutuhan masing-masing pelaku usaha, mulai dari pengelolaan stok, penataan etalase, hingga pengaturan keuangan usaha. Pemantauan rutin juga direncanakan akan berlanjut selama 3-6 bulan ke depan.
"Pemberdayaan perempuan membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan kami percaya pendampingan adalah kunci. Program ini tidak hanya memperbaiki fisik warung, tetapi juga membangun kapasitas dan kepercayaan diri para ibu sebagai pelaku usaha," tambah Wan Tien.

Tampilan salah satu warung milik ibu pelaku usaha mikro di Cilegon, sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) direnovasi. Foto: dok WRP.
Berdampak luas bagi kesejahteraan komunitas
GM Resource Development Habitat for Humanity Indonesia, Abraham Tulung, menilai kolaborasi ini memiliki dampak yang lebih luas bagi kesejahteraan komunitas.
"Langkah WRP sejalan juga dengan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam mendorong Kesetaraan Gender (No.5), menyediakan Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (No.8), serta membangun Kota dan Komunitas Berkelanjutan (No.11). WRP x HFHI tidak hanya mendorong pemberdayaan perempuan, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi lingkungan sekitar," jelas dia.
Inisiatif ini mencerminkan visi WRP perlahan sudah mulai terlihat, seiring dengan penataan usaha dan pemahaman pengelolaan finansial yang semakin baik. Kebahagiaan terpancar dari Jumyati Dewi (46), pemilik warung bakso yang telah berjuang sejak 2014. “Dulu warung saya ala kadarnya. Sekarang setelah direnovasi, pelanggan bisa jadi lebih nyaman dan saya juga lebih semangat untuk buka warung setiap pagi,” ceritanya.
Hal senada dirasakan Faujihah (43), pemilik warung sembako yang telah berjualan sejak 2010. Ilmu yang ia terima menambah rasa kepercayaan diri dalam menjalankan usaha. “Sekarang saya tahu cara mencatat stok dan keuangan yang benar. Jadi jelas mana barang yang harus ditambah dan mana uang yang bisa ditabung,” tuturnya.