Jaga Ketahanan Energi, Pertamina Totalitas Tangani Krisis di Wilayah Bencana

Ilustrasi. Foto: dok Pertamina.

Jaga Ketahanan Energi, Pertamina Totalitas Tangani Krisis di Wilayah Bencana

Husen Miftahudin • 5 December 2025 20:08

Jakarta: Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik dan Pembangunan (Puskeppi) Sofyano Zakaria menilai langkah Pertamina dalam menangani gangguan suplai energi di wilayah bencana sebagai bentuk totalitas perusahaan dalam menjaga ketahanan energi nasional.
 
Ia menegaskan keputusan Pertamina mengalihkan suplai dari Terminal BBM (TBBM) lain dan membuka jalur distribusi alternatif menunjukkan kesiapan perusahaan menghadapi kondisi darurat.
 
"Langkah Pertamina mengalihkan suplai dari TBBM lain merupakan keputusan operasional yang sangat tepat. Ini menunjukkan Pertamina sudah memiliki contingency plan ketika jalur suplai utama terganggu. Membuka jalur distribusi alternatif bukan hanya respons cepat, tetapi bukti koordinasi internal yang solid," ujar Sofyano dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 5 Desember 2025.
 
Ia juga menyoroti pentingnya pengoperasian SPBU Kantong dan penambahan armada mobil tangki yang dilakukan Pertamina untuk menjaga suplai di daerah-daerah yang akses jalannya terputus. Menurut Sofyano, kebijakan ini menjadi faktor penentu agar masyarakat tetap mendapatkan BBM meski kondisi lapangan sangat membatasi.
 
"SPBU Kantong dan mobil tangki tambahan adalah instrumen teknis untuk mempertahankan suplai pada titik-titik kritis. Ketika jalur logistik terputus, distribusi harus fleksibel agar layanan energi tetap berjalan. Ini penting untuk mencegah panic buying dan menjaga mobilitas bantuan," kata Sofyano.
 

Baca juga: Jangkau Wilayah Terisolir, Pertamina Diminta Distribusikan BBM Pakai Motor


(Ilustrasi BBM Pertamina. Foto: dok MI)
 

Harga BBM di tiga wilayah bencana tidak dinaikkan

 
Sofyano menjelaskan tantangan distribusi di wilayah seperti Sumatra Utara, Aceh, dan Sumatra Barat tidaklah kecil. Kondisi geografis yang berbukit, jalan rawan longsor, hingga jarak suplai yang jauh membuat proses distribusi BBM sangat kompleks. Namun ia menilai Pertamina telah menunjukkan pengalaman dan mitigasi yang matang.
 
"Medan di wilayah tersebut sangat berat, tetapi upaya Pertamina sudah memperlihatkan mitigasi yang terencana. Ini menunjukkan kapasitas perusahaan dalam menangani distribusi di tengah bencana,” ujar dia.
 
Ia juga mengapresiasi langkah Pertamina yang tidak menaikkan harga BBM di tiga wilayah bencana, meski distribusi terganggu. "Dalam situasi darurat, menjaga harga tetap normal adalah bentuk perlindungan terhadap daya beli masyarakat. Keputusan ini memberi pesan negara hadir melalui BUMN energi," tegas dia.
 
Menurut Sofyano, Pertamina juga menunjukkan fungsi sosial yang kuat sebagai BUMN strategis karena respons perusahaan tidak hanya berorientasi pada bisnis. "Kalau kita menilai dari sudut pandang manajemen energi darurat, saya melihat Pertamina bekerja total. Ada respons cepat, koordinasi lintas lembaga, dan kebijakan harga yang pro-rakyat," ungkap dia.
 
Menutup pandangannya, ia memastikan Pertamina berada di jalur yang benar untuk menormalkan pasokan energi secara bertahap. "Langkah pertama adalah menjamin suplai minimal dan mencegah kelangkaan. Pertamina sudah menjalankan keduanya, dan ini harus diapresiasi semua pihak," tutur Sofyano.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Husen Miftahudin)