Asosiasi PPSW menggelar audiensi dengan Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Republik Indonesia di Gedung SMESCO. Dokumentasi/ istimewa
Jakarta: Asosiasi Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW) menggelar audiensi dengan Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Republik Indonesia di Gedung SMESCO, Rabu, 26 November 2025. Audiensi tersebut diterima oleh Kepala Biro Manajemen Kinerja dan Kerja Sama Kementerian UMKM.
Pertemuan ini bertujuan menyampaikan perkembangan pelaksanaan program IDEAS – Enhancing Digital Economy for ASEAN Women MSMEs, sekaligus membahas potensi kerja sama multipihak guna menjamin keberlanjutan program penguatan literasi digital bagi perempuan pelaku UMKM.
Baca Juga :
Program IDEAS didanai oleh ASEAN-Korea Cooperation Fund (AKCF) dan didukung Sekretariat ASEAN. Pengelolaan program dilakukan oleh Asia Pacific Women’s Information Network Center (APWINC) Universitas Sookmyung, Korea Selatan.
Di Indonesia, program IDEAS dijalankan oleh tiga organisasi pendamping UMKM, yaitu PPSW, ASPPUK, dan PERSEPSI. PPSW sendiri melaksanakan program ini di tujuh kabupaten/kota yang tersebar di tiga provinsi, yakni Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta dengan melibatkan sekitar 300 perempuan pelaku usaha mikro.
Asosiasi PPSW menggelar audiensi dengan Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Republik Indonesia di Gedung SMESCO. Dokumentasi/ istimewa
Sekretaris Eksekutif PPSW, Fitriani Sunarto, mengakan program IDEAS dirancang untuk meningkatkan literasi digital, kapasitas bisnis, serta adopsi teknologi digital bagi UMKM perempuan yang sebelumnya belum pernah mendapatkan pelatihan serupa.
“Program ini dilaksanakan sejak akhir 2022 hingga 2026. Peserta mendapatkan pelatihan intensif selama empat bulan dan dilanjutkan dengan mentoring usaha selama tiga bulan,” kata Fitriani dalam keterangan pers dikutip Jumat, 28 November 2025.
Fitriana menjelaskan hasil program menunjukkan capaian signifikan. Sebanyak 98 persen peserta dinyatakan lulus, seluruhnya telah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), 99 persen memiliki akun bisnis di marketplace dan media sosial, serta 98 persen mampu membuat konten promosi digital. Selain itu, peserta mengalami peningkatan omzet rata-rata minimal 40 persen dibandingkan sebelum mengikuti program.
Peserta dengan kinerja terbaik berkesempatan mengikuti kegiatan EXPO UMKM di Korea Selatan pada Agustus 2026, yang akan dihadiri perwakilan UMKM dari negara-negara ASEAN.
Selain memaparkan capaian program, PPSW juga menyampaikan temuan studi dampak yang dilakukan oleh tim peneliti Universitas Gadjah Mada. Studi tersebut menunjukkan sebagian besar peserta belum pernah mengikuti pelatihan digital sebelum bergabung dengan program IDEAS.
Program ini menjadi pengalaman pertama bagi peserta dalam mempelajari keterampilan digital seperti fotografi produk, desain konten, penggunaan WhatsApp Business, dan strategi pemasaran daring.
“Saya dulu gaptek. Pegang HP saja takut salah pencet. Setelah ikut pelatihan, saya bisa unggah produk dan bikin poster sendiri,” ungkap salah satu peserta asal Cianjur.
Selain peningkatan keterampilan, penelitian juga mencatat adanya perubahan identitas kewirausahaan. Banyak peserta yang sebelumnya kurang percaya diri kini mulai berani menyebut diri sebagai pengusaha.
“Sekarang saya bangga dengan usaha saya. Dulu saya malu menyebut diri pengusaha,” kata peserta dari Depok.
Meski menunjukkan hasil positif, penelitian mengidentifikasi sejumlah tantangan yang masih dihadapi UMKM perempuan, seperti keterbatasan akses internet, modal usaha, kemampuan menggunakan fitur marketplace lanjutan, serta beban ganda sebagai ibu rumah tangga dan pelaku usaha.
Penelitian menyimpulkan, program IDEAS efektif membantu UMKM perempuan naik kelas secara digital dan sosial. Namun, diperlukan pendampingan lanjutan, pelatihan lanjutan, serta penguatan ekosistem UMKM perdesaan agar dampaknya berkelanjutan.