Alat berat sedang mencari korban yang hilang terdampak banjir bandang di Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. ANTARA/Yusrizal.
Whisnu Mardiansyah • 11 December 2025 19:16
Agam: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam, Sumatra Barat, memperpanjang operasi pencarian terhadap 72 warga yang hingga kini masih dinyatakan hilang pascabencana banjir bandang yang melanda wilayah itu. Masa tanggap darurat pencarian diperpanjang 15 hari ke depan untuk mengoptimalkan usaha tim gabungan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Agam, Muhammad Lutfi AR, menyatakan keputusan ini diambil setelah berkoordinasi intensif dengan seluruh unsur tim Search and Rescue (SAR).
“Kami telah melakukan koordinasi dengan tim SAR dan kami bakal memperpanjang untuk 15 hari ke depan dalam mencari korban yang masih hilang,” kata Muhammad Lutfi AR di Lubuk Basung seperti dilansir Antara, Kamis, 11 Desember 2025.
Pencarian yang melibatkan gabungan BPBD, Basarnas, TNI, Polri, PMI, dan relawan, masih berfokus membersihkan material banjir dan pohon tumbang menggunakan alat berat. Korban diduga kuat tertimbun di endapan lumpur tebal di sekitar permukiman yang hancur.
“Berkemungkinan korban tertimbun di lumpur yang mengendap di sekitar pemukiman warga yang rusak. Kami berharap korban segera ditemukan,” ujar Lutfi.
Data terbaru menyebutkan 72 orang hilang tersebar di Kecamatan Palembayan (66 orang), Malalak (3 orang), Tanjung Raya (2 orang), dan satu orang terseret Sungai Batang Antokan di Lubuk Basung.
Sementara korban jiwa yang telah ditemukan dan dipastikan meninggal dunia mencapai 190 orang, dengan rincian Palembayan 138 orang, Malalak 14 orang, Tanjung Raya 10 orang, Palupuh 1 orang, dan Matur 1 orang.

Proses pemakaman 10 jenazah korban banjir bandang di Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam di TPU Sungai Jariang, Kamis (11/12/2025). ANTARA/Yusrizal
Bencana ini juga meninggalkan jejak kehancuran infrastruktur yang sangat masif. Berikut adalah rincian dampak yang dirilis Pemkab Agam:
Korban Lainnya: 13 orang masih dirawat, 4.117 orang mengungsi, dan 988 orang terdampak/terisolir.
Kerusakan Hunian: 600 unit rumah rusak berat, 359 unit rusak sedang, dan 493 unit rusak ringan.
Kerusakan Infrastruktur Publik: 67 jembatan rusak, 49 titik jalan rusak, 11 tempat ibadah terdampak, 99 fasilitas pendidikan rusak, 125 unit irigasi rusak, dan 16 bendungan rusak.
Kerugian Sektor Pertanian: 1.813,70 hektare lahan pertanian rusak dan 5.025 ekor ternak mati.
Dari seluruh kerusakan tersebut, Pemkab Agam memperkirakan total kerugian material mencapai Rp682,35 miliar. Angka ini menggambarkan skala bencana yang sangat besar dan butuh proses pemulihan jangka panjang.