Biaya Logistik RI Dibidik Turun ke 8% pada 2030

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: dok Kemenko Perekonomian.

Biaya Logistik RI Dibidik Turun ke 8% pada 2030

Bianca Anggelina Gendis • 2 July 2025 23:42

Jakarta: Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan penurunan biaya logistik nasional dari 14,5 persen menjadi delapan persen dalam lima tahun ke depan.

Langkah ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang saat ini ditopang neraca perdagangan yang telah surplus selama 61 bulan berturut-turut.

"Dengan ekspor yang masih positif, hari ini dilakukan kegiatan untuk mendorong logistik kita agar yang hari ini di kisaran 14,5 persen itu diharapkan bisa diturunkan menjadi 12,5 persen dan kembali turun ke delapan persen," ungkap Airlangga, Rabu, 2 Juli 2025.

Airlangga menyebut, bila ekspor Indonesia masih bergerak positif, maka penurunan biaya logistik akan terus didorong hingga mencapai angka 12,5 persen. Selanjutnya didorong turun ke level single digit atau delapan persen.

"Artinya, angka inflasi kita pun di bawah target 2,5 ± 1. Jadi, sebenarnya perekonomian kita masih on the track. Namun, akibat dari perang dagang, memang PMI (Purchasing Managers Index) kita turun di 47,4 persen," jelas dia.


Ilustrasi kegiatan industri logistik. Foto: dok MI/Pius Erlangga.
 

Baca juga: Biaya Logistik Terancam Melonjak Gegara Blokade Selat Hormuz
 

Perpres untuk penguatan logistik nasional


Oleh karena itu, untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan menyiapkan rancangan peraturan presiden tentang penguatan logistik nasional.

Menurut Airlangga, ada tiga hal yang menjadi fokus Perpres ini, mulai dari penguatan infrastruktur konektivitas, integrasi dan digitalisasi logistik, hingga peningkatan daya saing sumber daya manusia dan penyedia jasa logistik.

Airlangga optimistis, melalui dukungan deregulasi dan peningkatan efisiensi, Indonesia bisa menyusul negara-negara ASEAN lain yang sudah berada di angka biaya logistik single digit.

"Mudah-mudahan nanti November ini bisa kita persiapkan, dan pemerintah juga akan terus termasuk deregulasi di sektor logistik mana, agar kita bisa single digit. Berbagai negara lain di ASEAN itu hampir seluruhnya single digit. Jadi, kita masih ada fat, masih ada nilai yang harus kita turunkan," kata dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)