Ilustrasi. Foto: Dok MI
Eko Nordiansyah • 24 June 2025 22:55
Jakarta: Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengungkapkan eskalasi konflik antara Israel dan Iran yang berujung pada potensi blokade Selat Hormuz dapat memicu lonjakan biaya logistik secara signifikan.
Salah satu dampak langsung yang dirasakan adalah kenaikan war risk premium atau biaya asuransi risiko perang bagi kapal yang melintas di kawasan tersebut, disertai meningkatnya risiko keterlambatan pengiriman barang.
Kekhawatiran ini mengingat sekitar 20 persen dari total pasokan minyak mentah dunia melewati Selat Hormuz, setiap gangguan atau bahkan potensi blokade akan memicu gejolak harga minyak dunia.
Hanya dalam waktu satu minggu setelah meningkatnya ketegangan, harga minyak global melonjak sebesar USD10–USD15 per barel. Kenaikan harga minyak akan memperbesar beban biaya logistik, yang pada akhirnya bisa memengaruhi harga barang dan daya saing nasional
"Dampak ini tentu berimbas pada tekanan logistik nasional, seperti biaya asuransi kapal. Sebab, lebih dari separuh biaya operasional kapal berasal dari bahan bakar," ujar Carmelita kepada Media Indonesia, Selasa, 24 Juni 2025.
INSA mendorong pemerintah untuk lebih aktif dalam jalur diplomasi internasional guna meredakan konflik di kawasan Teluk, demi menjaga stabilitas dan iklim usaha di sektor pelayaran dan logistik Indonesia.
"INSA harap melalui jalur diplomasi, pemerintah turut aktif mengusahakan perdamaian di wilayah teluk," ucap dia.
Baca juga:
Waspada! Harga Minyak Bisa Tembus USD100 per Barel |