IHSG Coba Bangkit usai Sempat Merosot di Pembukaan Perdagangan

Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan ke zona merah pada pembukaan hari ini, Jumat, 21 November 2025. Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG berada di posisi 8.403,901.

Mengacu data RTI yang terekam hingga pukul 09.13 WIB, IHSG mampu berbalik naik sebanyak 6,337 poin setara 0,08 persen ke level 8.426,255. IHSG berada di level tertinggi di 8.429, namun sempat turun ke 8.381.

Adapun sebanyak 250 saham emiten menguat pada perdagangan pagi ini. Sementara, 234 saham lainnya melemah dan 192 saham stagnan.

Untuk sementara, total transaksi yang tercatat sebanyak Rp2,083 triliun dengan total saham yang diperdagangkan 3,682 miliar saham. Adapun kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp15.423,924 triliun.
 

(Ilustrasi. Foto: Dok MI)

IHSG berpotensi melemah

Riset harian BNI Sekuritas menyebutkan, IHSG kemarin, 20 November 2025, ditutup naik 0,16 persen, disertai dengan net buy asing sebesar Rp1.09 triliun. Saham yang paling banyak dibeli asing adalah BMRI, WIFI, BBCA, BBRI, CUAN.

Sementara itu, indeks-indeks saham Wall Street kompak turun pada perdagangan Kamis, 20 November 2025. Setelah rally pasar yang dipicu oleh hasil kuartalan luar biasa dari Nvidia. Investor juga semakin meragukan peluang The Fed menurunkan suku bunga pada Desember mendatang.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,84 persen, S&P 500 melemah 1,56 persen dan Nasdaq Composite merosot 2,16 persen. Koreksi saham Nvidia menjadi pemicu utama penurunan pasar secara luas. Selain itu, saham-saham AI lain seperti Oracle dan AMD juga terkoreksi sebelum Nvidia.

Di sisi lain, Bursa Asia menguat pada perdagangan Kamis, 20 November 2025. Indeks Nikkei 225 Jepang melesat 2,65 persen dan Taiex Taiwan melonjak 3,18 persen. Sejalan, indeks Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,02 persen, Kospi Korea Selatan menguat 1,92 persen dan ASX 200 Australia bertambah 1,24 persen.

"IHSG berpotensi melemah terbatas hari ini. Diperkirakan Support IHSG: 8360-8400 dan Resist IHSG: 8440-8460," ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman dalam risetnya.