24 November 1956, Tonggak Sejarah Kota Binjai

Tugu Perjuangan 1945 berfungsi sebagai penanda pintu gerbang Kota Binjai. Dokumentasi/ Pemkot Binjai.

24 November 1956, Tonggak Sejarah Kota Binjai

Silvana Febiari • 24 November 2025 08:54

Binjai: Pada 24 November 1956, Kota Binjai secara resmi ditetapkan menjadi kota administratif. Keputusan ini menandai tonggak penting dalam perjalanan sejarah daerah yang sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Deli Serdang, sekaligus menjadi awal pengembangan pemerintahan kota, pelayanan publik, dan pembangunan infrastruktur yang lebih terfokus untuk masyarakat Binjai.

Binjai adalah sebuah kota di provinsi Sumatera Utara yang terletak 22 kilometer di sebelah barat Medan, ibu kota provinsi ini. Sebelum berstatus kota, Binjai adalah ibu kota Kabupaten Langkat yang kemudian dipindahkan ke Kecamatan Stabat. Kota Binjai berbatasan langsung dengan Kabupaten Langkat di sebelah barat dan utara serta Kabupaten Deli Serdang di sebelah timur dan selatan. 

Saat ini, Kota Binjai dan Kota Medan dihubungkan oleh Jalan Raya Lintas Sumatera yang menghubungkan antara Kota Medan dan Kota Banda Aceh. Oleh karena ini, Kota Binjai terletak di daerah strategis di mana merupakan pintu gerbang Kota Medan ditinjau dari Provinsi Aceh.

Sejarah

Melansir dari website resmi Pemerintah setempat, Kota Binjai pada masa silam disebut sebagai sebuah kota yang terletak di antara Sungai Mencirim di sebelah timur dan Sungai Bingai di sebelah barat, terletak di antara dua kerajaan Melayu yaitu Kesultanan Deli dan Kerajaan Langkat. Berdasarkan penuturan para leluhur, baik yang dikisahkan atau yang diriwayatkan dalam berbagai tulisan yang pernah dijumpai, kota Binjai itu berasal dari sebuah kampung yang kecil terletak di pinggir Sungai Bingai, kira-kira di Kelurahan Pekan Binjai yang sekarang. 
 
Upacara adat dalam rangka pembukaan Kampung tersebut diadakan di bawah sebatang pohon Binjai (Mangifera caesia) yang rindang yang batangnya amat besar, tumbuh kokoh di pinggir Sungai Bingai yang bermuara ke Sungai Wampu, sungai yang cukup besar dan dapat dilayari sampan-sampan besar yang berkayuh sampai jauh ke udik.

Di sekitar pohon Binjai yang besar itulah kemudian dibangun beberapa rumah yang lama-kelamaan menjadi besar dan luas yang akhirnya berkembang menjadi bandar atau pelabuhan yang ramai didatangi oleh tongkang-tongkang yang datang dari Stabat, Tanjung Pura dan juga dari Selat Malaka. Kemudian nama pohon Binjai itulah yang akhirnya melekat menjadi nama kota Binjai. Binjai adalah sejenis pohon yang buahnya dapat dimakan. Pohon tersebut juga dikenal dengan nama embacang. Kata Binjai berasal dari bahasa Melayu.

Dalam versi lain yang merujuk dari beberapa referensi, asal-muasal kata "Binjai" merupakan kata baku dari istilah "Binjéi" yang merupakan makna dari kata "ben" dan "i-jéi" yang dalam bahasa Karo artinya "bermalam di sini". Pengertian ini dipercaya oleh sebagian masyarakat asli kota Binjai, khususnya suku Karo. 

Hal ini berdasarkan fakta sejarah bahwa pada masa dahulu kala, kota Binjai merupakan perkampungan yang berada di jalur yang digunakan oleh pemikul garam (bahasa Batak Karo: perlanja sira), yaitu pedagang yang membawa barang dagangan dari dataran tinggi Karo dan menukarnya dengan pedagang garam di daerah pesisir Langkat.

Perjalanan yang ditempuh perlanja sira ini hanya dengan berjalan kaki menembus hutan belantara menyusuri jalur tepi sungai dari dataran tinggi Karo ke pesisir Langkat dan tidak dapat ditempuh dalam waktu satu atau dua hari, sehingga selalu bermalam di tempat yang sama, begitu juga sebaliknya, kembali dari dataran rendah Karo yaitu pesisir Langkat, Para perlanja sira ini kembali bermalam di tempat yang sama pula, selanjutnya seiring waktu menjadi sebuah perkampungan yang mereka namai dengan "Kuta Benjéi".


Masjid Al Fatih Islamic Center Binjai menjadi ikon wisata religi di Kota Binjai, Sumatera Utara. Dokumentasi/ Pemkot Binjai.

Geografi

Kota Binjal terletak di 03°03'40" - 03°40'02" U dan 98°27'03" - 98°39'32" T. Ketinggian puratanya 28 meter di atas permukaan laut. Kota Binjai dibataskan oleh kabupaten-kabupaten seperti berikut:
  • Utara: Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang
  • Selatan :Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang
  • Barat: Kabupaten Langkat
  • Timur: Kabupaten Deli Serdang

Lima kilometer terakhir Jalan Raya Medan Binjai yang panjangnya 22 kilometer berada di dalam kawasan Kota Binjai, dengan 9 kilometer pertama di kawasan Kota Medan, dan Kilometer 10 - 17 di Kabupaten Deli Serdang. Sebenarnya, Binjai hanya berjarak 8 kilometer dari Medan, jika dihitung dari sempadan di antara kedua-dua wilayah yang dipisahkan oleh Kabupaten Deli Serdang.

Terdapat dua batang sungai yang menyebelahkan Kota Binjai, yaitu Sungai Bingai dan Sungai Mencirim yang membekalkan air bersih kepada PDAM Tirta Sari Binjai untuk disalurkan kemudian kepada penduduk-penduduk kota. Namun di pinggiran kota, masih terdapat banyak penduduk yang bergantung kepada air perigi untuk keperluan air mereka.

Demografi

Kota Binjai adalah sebuah kota berbilang kaum yang terdiri daripada suku Jawa, Batak Karo, Tionghoa, dan Melayu. Kemajmukan etnik ini menjadikan Binjai kaya dengan kebudayaan yang berlainan. Jumlah penduduknya pada April 2003 ialah 223,535 orang, dengan 47,927 buah rumah tangga dan kepadatan penduduk sebanyak 2,506 orang setiap kilometer persegi. Bilangan tenaga kerja berdaya produktif sekitar 160,000 orang. Banyak juga penduduk Binjai yang bekerja di Medan disebabkan jarak yang agak dekat.

Pembagian administrasi

Kota Binjai terdiri dari lima kecamatan dan 37 kelurahan dengan luas wilayah mencapai 59,19 km² dan jumlah penduduk sekitar 274.697 jiwa (2017) dengan kepadatan penduduk 89 jiwa/km². Lima kecamatan tersebut masing-masing adalah:
  • Binjai Kota
  • Binjai Utara
  • Binjai Selatan
  • Binjai Barat
  • Binjai Timur

Tokoh Binjai

  • Amir Hamzah, sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru, Pahlawan Nasional
  • Rizaldi Siagian, musikus
  • Pontas Purba, konduktor dan musikus
  • Mulai Sebayang, Mantan Wali Kota Binjai
  • Abadi Barus, Mantan Wali Kota Binjai
  • Ali Umri, Mantan Wali Kota Binjai
  • Ir. H. Djaili Azwar, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Komisaris Utama Bank Sumut
  • M.S. Kaban, Mantan Menteri Kehutanan RI; Ketua Umum Partai Bulan Bintang
  • Latief Sitepu, aktor dan pesinetron senior
  • Indra Jegel, pelawak tunggal dan aktor

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Silvana Febiari)