Hilirisasi Kehutanan Potensial Buka Lapangan Kerja

Menhut Raja Juli Antoni di sela pelepasan ekspor produk lunch box dari Kayu Sengon di Bantul, DIY. Foto: Dok. Kemenhut.

Hilirisasi Kehutanan Potensial Buka Lapangan Kerja

Fachri Audhia Hafiez • 8 May 2025 09:26

Jakarta: Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan hilirisasi kehutanan potensial membuka lapangan pekerjaan. Khususnya, bagi masyarakat di sekitar area hutan.

"Membuka mata saya tentang betapa kayanya dan luasnya landskap pekerjaan di bidang kehutanan, dan kalau kita melihat program Pak Prabowo kan yang seperti ini. Yang betul-betul ada hilirisasi kehutanan, produk kehutanan, dan membuka lapangan pekerjaan," kata Raja Juli melalui keterangan tertulis, Kamis, 8 Mei 2025.

Hal itu disampaikan Raja Juli saat melakukan pelepasan ekspor produk lunch box dari Kayu Sengon di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Produk lunch box ini merupakan produk UMKM dari CV. Tunas Jaya Abadi (TJA) yang terletak di Dusun Srontakan.

Raja Juli meninjau langsung proses pembuatan produk ini, mulai dari pemotongan kayu sengon, pengeringan, penipisan, hingga proses pengemasan. Pembuatan lunch box ini melibatkan warga sekitar dengan keterlibatan perempuan hingga 80 persen.
 

Baca juga: 

Hutan Margasatwa Paliyan Sukses Direhabilitasi, Menhut Dorong Wilayah Lain Replikasi


Dia juga menyerap aspirasi pekerja untuk membantu menambah produksi. Termasuk dalam memperluas pemasaran di pasar lokal maupun internasional.

"Misalkan tentang hutan bahan baku, ini kan mungkin apakah kita bisa carikan solusinya untuk menanam dimana. Mungkin bibit sengonnya yang saya tadi malam datang ke lab yang mungkin dengan kultur tertentu proses tumbuhnya lebih cepat dan membuka pasar baru tentunya baik lokal maupun internasional," ujar dia.

Raj Juli juga bakal membantu mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang nantinya dapat menggunakan produk lunch box hasil UMKM ini. Menurutnya, perusahaan-perusahaan di bidang food and beverage (F&B) yang memiliki orientasi jangka panjang.

"Kalau lokal nanti kita coba identifikasi perusahaan-perusahaan yang punya skala besar dan juga punya kesadaran pentingnya lingkungan hidup, mengurangi plastik, styrofoam kita cari nanti perusahaan-perusahaan yang memiliki orientasi jangka panjang," ucap dia.

Produk lunch box dari kayu tersebut akan diekspor ke Taiwan. Ekspor dilakukan per 2-3 minggu sekali dengan jumlah kapasitas satu kontainer sebanyak 800-850 unit lunch box.

Produk ini memanfaatkan kayu budidaya dari Areal Penggunaan Lain (APL) yang bebas dari kawasan hutan negara. Produk yang dihasilkan seperti lunch box ramah lingkungan menjadi solusi pengganti penggunaan plastik dan styrofoam yang ramah lingkungan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)