Gas Jadi Pilar Transisi Energi dan Keandalan Listrik Nasional

PLN tengah mengembangkan infrastruktur gas di Indonesia. Foto: Dok istimewa

Gas Jadi Pilar Transisi Energi dan Keandalan Listrik Nasional

Eko Nordiansyah • 21 September 2025 19:40

Jakarta PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menegaskan, gas bumi tetap menjadi komponen kunci dalam mendukung transisi energi menuju target Net Zero Emission (NZE). Tak hanya itu, gas juga menjadi tulang punggung keandalan sistem kelistrikan nasional untuk melengkapi pengembangan renewable energi.

“Gas bukan hanya sumber energi transisi, tetapi juga penyeimbang yang fleksibel sebagai load follower dan peaker di tengah pengembangan besar-besaran energi baru terbarukan (EBT). Perannya sangat krusial untuk memastikan sistem kelistrikan tetap stabil,” ujar Direktur Utama PLN EPI, Rakhmad Dewanto dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 21 September 2025.

Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, PLN memproyeksikan peningkatan kebutuhan listrik nasional dari 306 terawatt-hour (TWh) pada 2024 menjadi 511 TWh pada 2034. Lonjakan ini dipicu pertumbuhan dari pusat data (data center), kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) dan peningkatan penggunaan alat elektronik terutama AC.

“Kami mengantisipasi adanya lonjakan konsumsi listrik dalam 10 tahun mendatang, terutama dari pelanggan eksisting, pusat data, hilirisasi tambang dan kelapa sawit, pertumbuhan kendaraan listrik, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), serta sektor maritim dan pariwisata. Untuk itu, PLN EPI harus siap memastikan ketersediaan pasokan energi yang cukup dan andal,” jelasnya.

Dari sisi energi primer, kebutuhan gas untuk sektor kelistrikan diproyeksikan meningkat dari 1.635 Billion British Thermal Units per Day (BBTUD) pada 2024 menjadi 2.611 BBTUD pada 2034, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 5,3 persen.

“Kenaikan kebutuhan listrik sejalan dengan peningkatan konsumsi gas karena program penggantian BBM dengan gas alam cair dan sebagai pelengkap pengembangan renewable energy. Karena itu, kami harus memastikan ketersediaan pasokan gas dalam jangka panjang,” kata Rakhmad.
 

Strategi PLN EPI penuhi kebutuhan

Saat ini, PLN mengandalkan dua sumber utama pemenuhan gas, yaitu gas pipa dan Liquefied Natural Gas (LNG). Dengan menurunnya produksi gas pipa domestik, kebutuhan LNG diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Sebagai bagian dari strategi efisiensi dan dekarbonisasi, PLN saat ini menjalankan program konversi pembangkit berbahan bakar minyak (BBM) menjadi berbahan bakar gas untuk tahap pertama di 41 unit pembangkit di 21 lokasi hingga 2027. Program ini diproyeksikan menyerap hingga 29 kargo LNG per tahun.

Dengan cadangan gas nasional yang masih besar, antara lain di Papua (11,4 BSCF), Sumatera (9 BSCF), Kalimantan dan Sulawesi (>5 BSCF), serta Jawa (5 BSCF) tantangan utama terletak pada pengembangan lapangan gas baru dan infrastruktur gas.

Untuk itu, PLN tengah mengembangkan infrastruktur gas, diantaranya koneksi pipa West Natuna–Pulau Pemping dan pembangunan Onshore maupun Floating Storage Regasification Unit (FSRU). Saat ini, Indonesia memiliki kapasitas penyimpanan LNG sebesar 700 ribu meter kubik dengan kemampuan regasifikasi 1.300 juta kaki kubik per hari.

Setelah pengembangan keseluruhan infrastruktur gas, ketahanan energi nasional terutama untuk gas alam akan semakin kuat dengan peningkatan kapasitas penyimpanan menjadi 1,2 juta meter kubik dengan kemampuan regasifikasi mencapai 3.850 juta kaki kubik per hari.

“Kami membutuhkan dukungan pemerintah terkait kepastian alokasi gas jangka panjang, baik dari sumber baru, perpanjangan alokasi yang ada maupun pengalihan kontrak ekspor yang akan berakhir. Dukungan kebijakan dan percepatan perizinan infrastruktur juga sangat kami harapkan,” tutup Rakhmad.?

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)