Legislator Minta Pemerintah Stabilkan Harga Beras

Ilustrasi beras. Dok MI

Legislator Minta Pemerintah Stabilkan Harga Beras

Achmad Zulfikar Fazli • 2 September 2025 20:29

Jakarta: Anggota Komisi IV dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP), Sonny T. Danaparamita, menyoroti fenomena tak biasa di pasar beras nasional. Sebab, harga beras mengalami kenaikan di tengah kondisi cadangan beras pemerintah (CBP) yang diklaim masih melimpah.

Berdasarkan data hingga 24 Agustus 2025, stok CBP yang dikelola Bulog mencapai 3,91 juta ton. Ditambah stok komersial sebesar 8.950 ton, total persediaan beras Bulog menembus 3,92 juta ton.

Sementara itu, berdasarkan Surat Keputusan Kepala Bapanas Nomor 299 Tahun 2025 tentang penetapan harga eceran tertinggi (HET). HET beras medium diputuskan mengalami kenaikan di seluruh zona di Indonesia.

"Mengapa harga beras di pasar tetap tinggi, padahal stok CBP mencapai ±3,9–4 juta ton?," kata Sonny di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 2 September 2025.

Menurut dia, pemerintah harus segera turun tangan mengendalikan harga di pasaran untuk menjaga daya beli masyarakat. Terlebih, meski HET beras sudah dinaikkan, namun harga di pasar tetap mengalami kenaikan.

"Padahal HET untuk beras medium sudah dinaikkan," kata Sonny.

Sonny menyampaikan ketersediaan pasokan beras dan keterjangkauan harga harus berjalan beriringan, karena keduanya sama-sama penting. Sonny mengatakan pemerintah bersama Bulog harus lebih strategis, agresif, dan tepat untuk menstabilkan harga beras.

Berdasarkan pengamatannya, kenaikan harga beras saat ini bukan akibat cadangan pemerintah yang menipis. Tapi, karena sejumlah faktor seperti ketidakefisienan distribusi, kendala pasokan lokal, perilaku pasar, serta desain pengelolaan stok dan intervensi yang belum optimal.

Dia meminta pemerintah dan Bulog segera turun ke lapangan untuk melakukan investigasi secara mendetail. Menurut Sonny, pemerintah dan Bulog juga harus segera mendistribusikan beras dari gudang ke pasar-pasar di berbagai daerah dengan cepat dan tepat sasaran.

Hal ini, kata dia, diperlukan guna melindungi dan tidak membebani kelompok masyarakat sebagai konsumen, terutama kelompok rumah tangga berpendapatan rendah.

"Lambatnya distribusi beras ke daerah-daerah adalah persoalan yang harus segera diselesaikan," kata Sonny.
 

Baca Juga: 

Berikut Daftar Harga Beras Terbaru per Selasa, 2 September 2025


Sonny juga mendesak pemerintah dan Bulog untuk segera mengeluarkan stok beras lama dari gudang Bulog untuk mencegah penurunan mutu, kerugian negara, dan menjaga stabilitas harga pangan. 

Menurut Sonny, Bulog harus menerapkan prinsip first in, first out (FIFO), dan menyalurkan beras tua melalui operasi pasar untuk menyerap stok dan menyegarkan pasokan.

"Kalau belum disposal (mutunya turun dan tidak layak dikonsumsi), beras-beras impor yang ada di gudang harus segera dikeluarkan, agar negara tidak menanggung kerugian lagi," ujar Sonny.

Sonny juga mendorong pemerintah segera mewujudkan kesamaan harga beras yang terjangkau di seluruh Indonesia. Dengan adanya kebijakan tersebut, diharapkan ke depannya perekonomian di daerah akan semakin tumbuh.

"Demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mahalnya transportasi tidak boleh dijadikan alasan tingginya ketimpangan harga beras sebagaimana yang terjadi di wilayah Indonesia timur. Sungguh tidak dibenarkan apabila masyarakat di papua dan Maluku harus membeli beras dengan harga hingga dua kali lipat dibanding saudara-saudaranya di pulau Jawa," tegas Sonny.

Sonny juga mewanti-wanti pemerintah, Bulog dan aparat penegak hukum untuk mengantisipasi adanya pihak-pihak tertentu yang tengah memanfaatkan kondisi, dan memainkan harga beras yang akhirnya ingin membuka keran impor

Menurut dia, permainan harga beras dari para tengkulak dan spekulan telah merugikan rakyat kecil, karena terpaksa harus membeli bahan-bahan pangan dengan harga tak wajar.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)